kievskiy.org

Warga Berebut Kain Kafan dan Pemakaman, Kegagapan Hadapi Pandemi Flu Spanyol Kini Terulang

Ilustrasi - Tenaga pemakaman Covid-19 di TPU Cikadut Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa, 15 Juni 2021.
Ilustrasi - Tenaga pemakaman Covid-19 di TPU Cikadut Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa, 15 Juni 2021. /Antara Foto/Raisan Al farisi

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia bukan pertama kali menghadapi pandemi. Jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda, negeri ini pernah didera pagebluk dahsyat bernama Flu Spanyol atau influenza pada 1918. 

Saat itu, wabah meluas dan memakan banyak korban jiwa karena ketidaksiapan Pemerintah Hindia Belanda menutup akses masuk serta segera membuat aturan penanggulangannya.

 Informasi pun simpang siur serta kebijakan pemerintah pusat dan daerah tak seiring. Perangai pemerintah Kolonial Belanda yang gagap juga diulangi Pemerintah Indonesia kala menghadapi wabah Covid-19. 

Pikiran Rakyat (PR) menelusurinya.

 Baca Juga: 35 Link Twibbon HUT Ke-76 RI yang Menarik, Semarakkan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2021

Prof Dr Slamet Iman Santoso masih ingat situasi di Jawa kala pandemi flu menerjang pada 1918. Ratusan orang sakit dan puluhan orang meninggal dunia waktu itu. 

Pedagang kain kafan bahkan menutup toko karena takut diserbu pembeli yang membutuhkan kain guna membungkus mayat. Polisi pun turun tangan membuka kembali toko dan mengawasinya.

"Untung sepanjang terjangkit wabah tersebut, saya tidak pernah terserang. Saban hari selama dua atau tiga minggu, saya tetap bersekolah, sekolah kosong, cuma ada beberapa murid, kadang-kadang tidak ada samasekali guru yang datang," katanya dalam buku memoar, Warna Warni Pengalama Hidup R. Slamet Iman Santoso. Meskipun Slamet lolos, nenek dan bulik-buliknya (ibu kecil) tertular juga. Kenangan masa kecil pakar psikologi Indonesia  sewaktu di Magelang tersebut juga dimuat dalam buku, Yang Terlupakan Sejarah Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda.

Baca Juga: Kilas Balik: Bagaimana Rangkap Jabatan Rektor UI Terbongkar dari Sebuah Meme

Ia menceritakan pula tetangganya yang meninggal lantaran influenza dan dimakamkan pagi-pagi sekali. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat