kievskiy.org

Sejarah Warga Rembang dan Blora Lawan Pandemi Flu Spanyol 1918, Pakai Cabai dan Temulawak

Penjual jamu keliling, yang beraktivitas di pusat-pusat perekonomian tradisional Jawa pada 1920-an.
Penjual jamu keliling, yang beraktivitas di pusat-pusat perekonomian tradisional Jawa pada 1920-an. /Repro Buku 'Yang Terlupakan Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda (2009)'

PIKIRAN RAKYAT - Sekitar seratus tahun lalu, pandemi serupa virus corona juga melanda dunia, termasuk Indonesia yang masih bernama Hindia Belanda.

Wabah influenza 'Flu Spanyol' melanda Pulau Jawa antara tahun 1918 hingga 1919. Berawal dari laporan sejumlah rumah sakit pada Juli 1918.

Uniknya, saat virus ini merajalela di masyarakat, obat-obatan tradisional menjadi ramuan yang diandalkan untuk mengatasi pandemi.

Baca Juga: Bukan Cuma Ferdian Paleka, Tim di Balik Prank 'Sembako Sampah' Turut Diburu Polisi

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari PortalJember.com, buku Yang Terlupakan Pandemi Influenza 1918 di Hindia Belanda (2009) mencatat wabah Flu Spanyol merebak dari Jawa ke seluruh daerah Hindia Belanda.

Pemerintah, swasta, maupun penduduk terus bergerak untuk mengatasinya seperti yang dilaporkan dalam buku Mededeelingen van Burgerlijke Gezondheid Dienst (1922).

Masyarakat Jawa saat itu sangat percaya pada ramuan jamu dari bahan-bahan herbal.

Baca Juga: Ceritakan Karier di Inter Milan, Luis Figo Sebut Roberto Mancini Permalukan Dirinya

Pengobatan medis modern yang belum begitu dikenal masyarakat membuat kebanyakan orang beralih pada jamu untuk menyembuhkan pasien.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat