PIKIRAN RAKYAT – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) terhadap tujuh produk vaksin Covid-19, yaitu CoronaVac (Sinovac), Covid-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Comirnaty (Pfizer and BioNTech), dan Vaksin Sputnik-V.
Izin penggunaan tersebut dikeluarkan sebagai salah satu upaya menyukseskan program vaksinasi nasional untuk menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity guna menekan laju penyebaran Covid-19 di Tanah Air.
Selain tujuh jenis produk vaksin tersebut, BPOM turut menerbitkan izin penggunaan darurat atau EUA vaksin Covid-19 Janssen dan Convidecia di Indonesia.
"Penambahan kedua jenis vaksin Covid-19 ini diharapkan dapat semakin membantu upaya pemerintah dalam mengejar peningkatan cakupan vaksinasi untuk segera mencapai herd immunity," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito.
Baca Juga: Profil Syaiful Indra Cahya di Wikipedia Mendadak Jadi Petarung MMA Akibat Aksi 'Kungfu'
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan bahwa indikasi penggunaan Janssen Covid-19 Vaccine dan vaksin Convidecia sebagai pencegahan penyebaran Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 terhadap golongan usia 18 tahun ke atas.
Ia mengatakan bahwa vaksin Janssen dan Convidecia diberikan hanya sekali suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5 ml secara intramuscular dan membutuhkan kondisi penyimpanan pada suhu khusus.
"Kedua vaksin ini juga sama-sama memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu khusus, yaitu 2-8 derajat Celsius. Khusus Janssen Covid-19 Vaccine dapat juga disimpan pada suhu minus 20 derajat Celcius," katanya yang dikutip Pikiran-Rakyat.com (PR) dari Antara, Rabu, 8 September 2021.
Baca Juga: Baim Wong Dicatut Namanya untuk Penipuan, Modus Komplotan hingga Keuntungan per Hari Diungkap Polisi
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan bahwa Janssen Covid-19 Vaccine adalah vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dengan platform non replicating viral vektor menggunakan vector Adenovirus (Ad26).