kievskiy.org

Pakar Imunisasi: Vaksin Booster Belum Diperlukan

Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /Pixabay/fernandozhiminaicela Pixabay/fernandozhiminaicela

PIKIRAN RAKYAT - Saat ini, pemberian vaksin tambahan atau vaksin booster Covid-19 dianggap para ilmuwan tidak diperlukan untuk populasi umum.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menentang pemberian vaksin booster dengan alasan jumlah vaksin yang masih terbatas.

Di Indonesia, masih ada 134,9 juta penduduk yang belum mendapatkan vaksin dosis pertama. Hal tersebut mengemuka dalam webinar yang diselenggarakan Aido Health untuk tenaga kesehatan dengan tema “3rd Shoot of COVID-19 Vaccination (What, When and Where)” yang berlangsung Kamis, 16 September 2021.

Pakar imunisasi dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH. DSc., menyebutkan, sejauh ini studi mengenai efektivitas vaksin ketiga baru dilakukan di Eropa pada pemberian dua dosis AstraZeneca dan satu dosis Pfizer.

Baca Juga: Menkes Budi: Masyarakat Bisa Beli dan Pilih Vaksin Booster Covid-19 yang Diinginkan pada 2022

"Oleh karena itu, yang lebih penting dikejar saat ini adalah pemerataan vaksin bagi seluruh penduduk agar pandemi bisa segera dihentikan," ujarnya.

Vaksinasi guna mendapatkan kekebalan kelompok (herd immunity), merupakan salah satu cara untuk menanggulangi pandemi. Pemerintah Indonesia pun memulai program vaksinasi nasional sejak Januari 2021.

Untuk mencapai herd immunity dengan vaksinasi, Indonesia harus melakukan vaksinasi terhadap 70 persen penduduk atau setara dengan 208,2 juta orang.

Indonesia secara resmi menggunakan vaksin Sinovac, Oxford-AstraZeneca, Sinopharm, Novavax, Pfizer Biotech, Moderna, dan Biofarma, kemudian pada 11 September lalu mendapatkan vaksin Johnson & Johnson.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat