kievskiy.org

Sebut PKI Menyusup Lewat Ludruk, Taufiq Ismail Cerita Pentas yang Hancur Dihantam Badai karena Lecehkan Islam

Kesaksian sastrawan Taufiq Ismail soal PKI
Kesaksian sastrawan Taufiq Ismail soal PKI /Tangkap layar Youtube Fadli Zon Official

PIKIRAN RAKYAT – Lahir di Bukittingi, Sumatera Barat pada 25 Juni 1935, sastrawan Taufiq Ismail menjadi saksi sejarah Nusantara, khususnya kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dalam penuturannya di Youtube Fadli Zon Official pada 28 September 2021, Taufiq Ismail membeberkan ulah PKI yang melecehkan Islam lewat sejumlah pentas ludruk selama era 1960-an.

Pentas ludruk yang sejatinya untuk menghibur penonton justru disusupi oleh hina-hinaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Baca Juga: Ratapi Kondisi Tukul Arwana di ICU, 'Kekasih' sang Pelawak: Mas yang Paling Aku Sayangi...

“Saya mengutipkan bagian dari sejarah itu yang banyak dari kita lupa dan untuk generasi yang baru belum tahu bahwa ada satu rangkaian pementasan-pementasan yang dilakukan. Dan itu yang sangat awal itu ada pertunjukan ludruk yang judulnya tidak tanggung-tanggung 'Matine Gusti Allah'. Demikian beraninya, bukan saja kurang ajar ucapan mereka itu. Di mana ini terjadi? Di desa Nggronggo, Kediri, Jawa Timur pada tahun 1964,” ujar Taufiq Ismail.

Pentas serupa terus bergulir di berbagai kota di Indonesia meskipun mendapat penolakan dari umat Islam.

Seperti halnya di Kediri, Jawa Timur ada pentas ludruk berjudul ‘Kyai Bahrum’ yang menuai kemarahan.

Baca Juga: Sering Konsumsi Obat Pereda Nyeri dari Apotek, Tukul Arwana Selalu Menolak Anjuran Periksa ke Rumah Sakit

Taufiq Ismail menceritakan ludruk Kyai Bahrum memang tidak melecehkan Islam di judulnya, tetapi sosok ulama yang menjadi tokoh utama sungguh bertolak belakang dengan ajaran agama.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat