PIKIRAN RAKYAT - Laporan yang disampaikan oleh seorang ibu di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, terkait dugaan pencabulan dan pemerkosaan terhadap tiga anaknya kini menjadi perhatian publik.
Kasus ini kembali viral, dan mendapat respons dari masyarakat sebab kasus ini sempat dihentikan Polsek Luwu Timur, disebabkan hasil gelar perkara tak ditemukan bukti yang cukup untuk menjerat terduga pelaku yakni ayah kandung korban.
Namun, terlapor yakni berinisial RA yang dituduh mencabuli hingga memperkosa ketiga anak kandungnya di Kabupaten Luwu Timur pada Oktober 2019 lalu, membantah keras tudingan dugaan kekerasan seksual itu.
Dia pun memberikan klarifikasi terkait persoalan hukum yang dilaporkan mantan istrinya berinisial RS.
Baca Juga: Brigjen Tumilaar Tak Kuasa Menahan Air Mata: Jangan Menakuti dan Sakiti Rakyat
“Mungkin orang-orang tidak memahami kejadian sebenarnya sehingga dia (melaporkannya). Terus mamanya, mantan istri saya itu memaksakan kehendak,” ujar RA saat dihubungi wartawan sedang berada di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat, 8 Oktober 2021.
RA berdalih, dalam kasus ini tidak ada yang mencoba melindunginya, apalagi dirinya bukanlah orang berpengaruh di Luwu Timur, hanya sebagai Aparatur Negeri Sipil (ASN) biasa di Inspektorat Pemkab Luwu Timur.
“Kalau kita mau secara analisa, secara logika, saya ini siapa mempengaruhi (kasus) ini. Sampai tuduhannya bahwa bisa mempengaruhi penyidik, dan aparat hukum. Sedangkan bupati, ketua DPRD saja diambil (ditangkap). Apalagi semacam saya ini, kalau memang melakukan kesalahan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia pun menjelaskan, dari pemeriksaan oleh Biddokes Polda Sulsel terkait hasil visum terhadap alat vital ketiga anaknya pada 2019 lalu, dinyatakan tidak terbukti adanya kekerasan seksual pada anak-anaknya.