kievskiy.org

Banyak Menteri Jokowi yang Harus Dievaluasi, Ferdinand Hutahaean: Saya Lihat Terlalu Sibuk Pencitraan

susunan Kabinet Indonesia Maju dipimpin Presiden Joko Widodo hasil perombakan kabinet atau reshuffle kedua pada Rabu 28 April 2021. Mantan kader Partai Demokrat ini, melihat indikasi peningkatan ekonomi saat Pandemi Covid-19 yang didapat Jokowi dan menteri-menterinya mendapat peningkatan kekayaan secara signifikan.
susunan Kabinet Indonesia Maju dipimpin Presiden Joko Widodo hasil perombakan kabinet atau reshuffle kedua pada Rabu 28 April 2021. Mantan kader Partai Demokrat ini, melihat indikasi peningkatan ekonomi saat Pandemi Covid-19 yang didapat Jokowi dan menteri-menterinya mendapat peningkatan kekayaan secara signifikan. /Antara

PIKIRAN RAKYAT - Mantan politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai banyak menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang harus dievaluasi.

Bahkan, Ferdinand Hutahaean menyebutkan Jokowi selayaknya melakukan reshuffle kabinet.

Ferdinand Hutahaean pun menyebutkan beberapa nama menteri Jokowi yang perlu dievaluasi, salah satunya Menteri BUMN Erick Thohir.

Baca Juga: Ariel NOAH Bikin Dina Lorenza Salting, Cut Keke: Jangan Grogi, Nanti Piringnya Pecah

"Seperti Erick Thohir selaku Menteri BUMN. Saya sampaikan ini harus dievaluasi karena saya lihat terlalu sibuk dengan pencitraan politik," ujarnya, dikutip YouTube AF Uncensored, Selasa 12 Oktober 2021.

Selain itu, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki yang dinilai Ferdinand harus dievaluasi selanjutnya.

Pasalnya, Ferdinand tak melihat Teten Masduki melakukan apapun dalam kabinet. Malahan, Menteri Ekonomi Parekraf, Sandiaga Uno yang kerap berbicara soal UMKM.

Baca Juga: Ternyata Hamil Muda Saat Banting Lawan, Atlet Pencak Silat Jateng di PON Papua Raih Kebahagiaan Ganda

"Saya dulu mengenal kawan ini selaku fighter spiritnya tetapi setelah menjadi menteri saya tidak mendengar Menteri KUKM itu melakukan apa. Bahkan kini lebih banyak Menteri Ekonomi Parekraf ya Bang Sandi Uno yang berbicara tentang UMKM. Nah ini sebenarnya harus dievaluasi," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat