kievskiy.org

Turunkan Angka Stunting, Kemenkominfo Gelar Sosialisasi Genbest di Jember

Forum Sosialisasi Genbest yang bertajuk “Stunting Hilang, Masa Depan Gemilang” yang diselenggarakan secara luring dan daring kepada remaja di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin 25 Oktober 2021.
Forum Sosialisasi Genbest yang bertajuk “Stunting Hilang, Masa Depan Gemilang” yang diselenggarakan secara luring dan daring kepada remaja di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin 25 Oktober 2021. /Dok. Kominfo

 

PIKIRAN RAKYAT – Stunting memiliki dampak yang sangat besar bagi suatu negara karena mempengaruhi daya saing dan kompetensi sumber daya manusia. Oleh karena itu, penurunan angka prevalensi stunting jadi tanggung jawab kita bersama mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dinas terkait, serta masyarakat.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta, dalam kegiatan Forum Sosialisasi Genbest yang bertajuk “Stunting Hilang, Masa Depan Gemilang” yang diselenggarakan secara luring dan daring kepada remaja di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin 25 Oktober 2021. “Penurunan angka prevalensi stunting ini sangat penting untuk menyongsong Bonus Demografi di tahun 2030 sehingga Indonesia bisa memiliki Sumber Daya Manusia yang unggul dalam kompetensi dan karakternya,” ujarnya.

Wiryanta menyampaikan, penurunan angka prevalensi stunting ini pun berkaitan juga dengan target Presiden Joko Widodo, yaitu angka prevalensi stunting menurun hingga 14 persen di tahun 2024. Oleh karena itu, Kemenkominfo bersama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan sosialisasi untuk percepatan penurunan angka prevalensi stunting, khususnya di Kabupaten Jember.

Bupati Jember yang diwakili oleh Kepala Bidang Aspirasi dan Layanan Informasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember Habib Salim, menyambut kegiatan ini dengan harapan penurunan angka prevalensi stunting dapat dilakukan secara maksimal mulai dari remaja, khususnya remaja putri yang kelak akan menjadi seorang ibu.

Baca Juga: Apa Itu Varian AY.4.2, Covid-19 Delta yang Dikhawatirkan Menkes Budi Gunadi?

Kegiatan Forum Kepoin Genbest menghadirkan dua pembicara yaitu, Dwi Listyawardani, selaku Tim Komunikasi Informasi Edukasi Stunting BKKBN dan pakar gizi, sekaligus Ketua Indonesia Sport Nutritionist Association, Rita Ramayulis.

Rita menjelaskan, stunting adalah kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang. “Hal ini berarti orang tersebut memiliki defisiensi gizi di dalam tubuhnya. Kita tahu bahwa gizi diperlukan untuk sel membelah menjadi satu, dua, dan milyaran yang kemudian menjadi jaringan dan menjadi organ. Organ-organ di tubuh kita akan berkembang dengan baik apabila gizinya mencukupi,” ujar Rita. Ia pun menambahkan, kekurangan gizi kronis ini pun dapat menyebabkan gagal tumbuh dan gagal berkembang.

Sejalan dengan pernyataan Rita, Dwi menyampaikan, pemberian gizi yang baik harus dilakukan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang juga dikenal dengan Golden Period. “1000 Hari Pertama Kehidupan ini diawali dengan pertemuan sel telur dan sel sperma di dalam Rahim ibu. Selama kehamilan yaitu 280 hari, ditambah 2 tahun setelah lahir yaitu 720 hari sehingga berjumlah 1000. Inilah yang disebut dengan golden period dan kalau di masa ini asupan gizinya kurang disitulah ada kegagalan dalam pertumbuhanya,” ujar Dwi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat