PIKIRAN RAKYAT - Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) menuai polemik sejak awal prosesnya. Masalah perizinan hingga penanganan proyek tersebut bahkan menjadi sorotan masyarakat setiap harinya.
Sejumlah pakar bahkan sering mengawasi progres dari proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, tak terkecuali mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu.
Said Didu baru-baru ini mengkritik proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang mendapat pendanaan dari APBN, tentunya dengan nominal yang tak sedikit.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut proyek kereta cepat tak akan menyentuh APBN.
Baca Juga: Awalnya Sering Pegal di Bahu, Tasya Kamila Cerita Kronologi Suami Kena Kanker Getah Bening
Penggunaan APBN dimaksudkan agar proyek kereta cepat tak mangkrak dan bisa cepat selesai, dan tak membakar uang yang sudah dikeluarkan untuk membangun hingga saat ini. Pembangunan kereta cepat saat ini sudah mencapai 60 persen.
Berbeda dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Said menyebut diteruskannya proyek kereta cepat tersebut justru akan menjadikannya sebagai museum.
"Kalau diteruskan akan jadi museum kereta api cepat dan tercepat," kata Said Didu, dikutip dari Twitter pada Selasa, 16 November 2021.
Hingga saat ini, proyek kereta cepat telah membengkak dari yang sebelumnya USD 5,1 miliar menjadi USD 8,6 miliar.