kievskiy.org

Menperin Ajak Pengusaha Rotan Cirebon Bantu Rekonstruksi Palu

KERAJINAN rotan di sebuah bengkel produksi Kabupaten Cirebon siap dikirim untuk ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok beberapa waktu lalu.*
KERAJINAN rotan di sebuah bengkel produksi Kabupaten Cirebon siap dikirim untuk ekspor melalui Pelabuhan Tanjung Priok beberapa waktu lalu.*

JAKARTA, (PR).- Menteri Perindustrian Airlangga Hartaro mengajak pengusaha furnitur Cirebon untuk membantu rekonstruksi Palu. Hal itu dilakukan‎ dengan mengoptimalkan bahan baku rotan yang ada di Palu.

Dia mengatakan, potensi bahan baku rotan di Palu, Sulawesi Tengah harus dimanfaatkan optimal. Kementrian Perindustrian telah membangun fasilitas Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) yang berlokasi di Kawasan Industri Palu. 

“Kita akan mengajak industri yang ada di Cirebon ke Palu untuk melihat sumber bahan baku dan minta sebagian proses awal produksi dipindahkan ke Palu,” ujar Airlangga melalui siaran pers, Minggu 4 November 2018.

‎Menurut dia, PIRNas yang telah beroperasi sejak 2014 tersebut ditujukan sebagai basis pengembangan rotan nasional, khususnya untuk desain dan teknologi produksi produk rotan. Pusat inovasi itu juga dilengkapi dengan mesin-mesin dengan teknologi baru serta gudang penyimpanan produk. 

"Dengan fasilitas yang ada, industri dari Cirebon dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk memproduksi komponen di lokasi yang dekat dengan bahan baku. Industri dari Cirebon tinggal bawa pekerja dan mesin lain yang dibutuhkan, nanti di sini tinggal perakitan dan finishing. Dengan begitu, Cirebon bisa menjadi bagian dari rekonstruksi Palu,” ujar dia.

Dia berharap, strategi ini dapat memperkuat kembali poros Palu-Cirebon sebagai pusat bahan baku dan pusat industri furnitur rotan. Dengan demikian, masyarakat di Palu yang dekat dengan bahan baku juga bisa merasakan hasil industri rotan.

‎Kinerja ekspor

Airlangga mengatakan, ‎kinerja ekspor furnitur  masih relatif kecil dibandingkan dengan potensi bahan baku yang ada. Berdasarkan data Kementrian perindustrian,‎ kinerja ekspor industri furnitur di tahun 2017 mencapai  1,71 Miliar 1,63 Miliar Dolar AS. Sementara  nilai perdagangan furnitur dunia berdasarkan data CSIL sebesar 138 Miliar Dolar AS di 2017.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan penghasil 85 persen bahan baku rotan dunia. Daerah penghasil rotan di Indonesia sebagian besar berada di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Indonesia juga memiliki 306 jenis rotan, namun saat ini baru 51 jenis yang termanfaatkan.

Menurut Airlangga, ‎pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi industri furnitur dan kerajinan, di antaranya dengan mendirikan Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di lokasi Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Peningkatan kapasitas SDM terampil juga dilakukan dengan Program Pendidikan Vokasi yang terpadu antara SMK dengan industri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat