kievskiy.org

Petani di Yogyakarta Masih Ogah Asuransikan Lahan

PETANI kacang hijau di Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka tengah memanen kacang di Blok Bagung, desa setempat. Kemarau panjang dan ketidaktersediaan air untuk tanaman tidak memengaruhi petani untuk bercocok tanam dan mereka tetap bisa panen dengan maksimal, Senin 25 November 2019.*
PETANI kacang hijau di Desa Ligung, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka tengah memanen kacang di Blok Bagung, desa setempat. Kemarau panjang dan ketidaktersediaan air untuk tanaman tidak memengaruhi petani untuk bercocok tanam dan mereka tetap bisa panen dengan maksimal, Senin 25 November 2019.* /TATI PURNAWATI/PR

YOGYAKARTA (PR)- Kesadaran petani di DIY untuk mengasuransikan lahannya masih minim. Tercatat baru sekitar 1063,73 hektare yang terdaftar Asuransi.

Padahal lahan pertanian mencapai 72 ribu hektare. Diduga, minimnya keikutsertaan asuransi tersebut karena kurangnya informasi dan pada proses pendaftarannya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Distan DIY Yektining Rahajeng di Yogyakarta, Jumat 6 Desember 2019 mengatakan, sebetulnya ada pendampingan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

Baca Juga: Dalam 10 Hari Polres Bogor Berhasil Ungkap 40 Kasus Narkoba

Sayangnya langkah ini ternyata belum efektif. Alhasil Distan DIY menekan kelompok tani penerima bantuan alat mesin agar ikut asuransi.

“Begitu tanam langsung mendaftar, kalau misal kena musibah di tengah dan mau klaim tidak bisa. Asuransi hanya untuk sawah saja, karena yang rentan lahan itu dari kekeringan,” ujarnya.

Petani Kulonprogo memegang tingkat partisipasi tertinggi. Tercatat ada 4.037 petani yang mendaftar AUTP. Sementara untuk Kabupaten Sleman baru 19 petani. Menyusul kemudian 6 petani dari Kabupaten Bantul.

Baca Juga: Marak Penebangan Pohon Ilegal di Pangandaran, Kerugian Capai RP 1,2 Miliar

“Kalau total petani yang mendaftar baru 4.062 orang. Masih kami usahakan agar para petani tergerak untuk mengasuransikan lahannya. Apalagi Sleman, jumlah petaninya banyak tapi keikutsertaannya masih sangat rendah,” katanya.

Program pemerintah ini, kata dia, justru ditanggapi dingin oleh para petani. Padahal AUTP memberikan proteksi apabila sewaktu-waktu petani mengalami gagal panen.

“Masih belum maksimal, detailnya 1054,12 hektare dari Kulonprogo, 4,61 hektare dari Kabupaten Sleman dan 5 hektare dari Kabupaten Bantul. Padahal kalau melihat total sawah sangat berbanding jauh sekali,” ucapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat