kievskiy.org

Virus Corona Kian Membuat Panik Masyarakat, Anggota Komisi IX Sampaikan Sejumlah Permintaan pada Kemenkes

Sejumlah warga Natuna melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (1/2/2020). Mereka menolak kedatangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang akan diobservasi selama kurang lebih dua minggu di Natuna untuk memastikan sehat dan bebas dari virus corona. ANTARA FOTO/Cherman/mrh/ama.
Sejumlah warga Natuna melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (1/2/2020). Mereka menolak kedatangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang akan diobservasi selama kurang lebih dua minggu di Natuna untuk memastikan sehat dan bebas dari virus corona. ANTARA FOTO/Cherman/mrh/ama. /CHERMAN ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Netty Prasetiyani meminta Kementerian Kesehatan menjelaskan 100 rumah sakit rujukan yang disiapkan untuk mengantisipasi dugaan kasus corona di masyarakat.

Menurut Netty, sebagai wakil dari Jawa Barat hal ini penting mengingat Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak dan interaksinya dengan masyarakat dari dalam dan luar negeri.

“Kenapa kemudian enggak disebutkan di sini (rumah sakit rujukan)? Termasuk ketika bicara deteksi maka kita harus bertanya berapa banyak pintu perlintasan baik yang resmi dan tidak resmi, ini yang kemudian harus ada koordinasi yang kuat antara Menkes dengan lembaga lainnya,” ucap Netty dalam rapat dengan Kementerian Kesehatan di Komplek Parlemen Senayan, Senin 3 Februari 2020.

Baca Juga: Jokowi: Warga Natuna Sudah Memberi Lampu Hijau, Terima Kasih

Menurut Netty, Kemenkes juga hendakya mengambil langkah cepat pemerintah dalam menanggapi banyaknya berita bohong terkait penyebaran virus corona. Menurut anggota DPR RI dari Dapil Jabar VIII ini, jika tidak ditanggulangi, maka berita bohong terkait virus corona bisa jadi masalah baru.

Netty menyebut masyarakat awam memang perlu penjelasan yang mudah tapi detil. Dia khawatir dampak ketidakpahaman masyarakat pada virus ini justru menimbulkan kepanikan, stress, dan ketakutan yang luar biasa.

“Ini juga yang terjadi di Natuna. Saya bisa memahami tapi bagaimana pemerintah harunsya secara sigap merespons hal ini,” kata Netty.

Baca Juga: Pengembangan Kasus Curanmor, Polres Cianjur Berhasil Tangkap Dua Pengedar Narkoba

Netty menyadari kalau di tengah tingginya perhatian masyarakat pada penyebaran virus corona, berita fakta dan hoaks menjadi sangat tipis perbedaannya. Hal ini ditambah dengan masih kurangnya literasi masyarakat untuk memverifikasi kebenaran sebuah berita. Padahal dalam masalah kesehatan komunikasi, informasi, dan edukasi jadi kata kunci untuk upaya promotif dan preventif.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat