kievskiy.org

Jokowi: Warga Natuna Sudah Memberi Lampu Hijau, Terima Kasih

SEBANYAK 238 WNI yang dievakuasi dari Kota Wuhan, China turun dari pesawat setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam.*
SEBANYAK 238 WNI yang dievakuasi dari Kota Wuhan, China turun dari pesawat setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam.* /M N Kanwa ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo mengapresiasi kerjasama seluruh pemangku kepentingan dalam proses evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Minggu, 2 Februari 2020, menyusul wabah virus corona yang melanda negara tersebut.

Hal tersebut disampaikan Presiden di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, pada Senin, 3 Februari 2020.

"Jadi yang pertama saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai apa yang sudah dilakukan oleh kerja tim bersama Kementerian Luar Negeri, TNI, Polri, Kementerian Kesehatan, BNPB, Menko PMK yang mengkoordinir ini, sehingga keputusan kemarin ini yang sudah saya lakukan, saya putuskan evakuasi, dalam waktu yang sangat singkat bisa dilakukan dengan baik, yaitu membawa dari Provinsi Hubei, Kota Wuhan, dibawa kembali ke Tanah Air. Saya mengapresiasi itu," ungkap Presiden.

Baca Juga: Kementerian Kominfo Temukan 54 Hoaks Terkait Virus Corona di Internet

Kepala Negara juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat Natuna yang sudah mau membuka diri untuk menerima 243 orang, termasuk 5 orang tim aju, yang dievakuasi dari RRT.

"Saya juga berterima kasih kepada masyarakat Natuna yang juga sudah memberikan lampu hijau, karena ini adalah saudara-saudara kita sendiri," ujarnya.

Presiden mengatakan, 243 orang tersebut berada dalam kondisi yang sehat. Meski demikian, sesuai dengan protokol kesehatan, semuanya harus mengikuti sejumlah tahapan sebelum bisa bertemu keluarganya masing-masing.

Baca Juga: Semangati Bosnya yang Dipindah ke Kejaksaan, Asisten Nikita Mirzani: Tetap Semangat, Banyak yang Masih Sayang

"Tahapan observasi sehingga betul-betul dinyatakan mereka clean, bersih, sehingga bisa kembali ke keluarganya masing-masing. Itu adalah protokol kesehatan yang harus kita ikuti," imbuhnya.

Natuna sendiri dipilih sebagai tempat untuk menampung sementara para WNI tersebut karena beberapa hal, seperti fasilitas bandara hingga kesiapan tim kesehatan. Presiden mengungkapkan, sebelumnya ada beberapa tempat alternatif untuk evakuasi, misalnya Morotai dan Biak.

"Kita memang untuk turun itu memerlukan landasan, memerlukan runway sehingga pesawat bisa turun, tidak semua pulau bisa dipakai. Kemudian juga kita mengukur tingkat kesiapan dari tim kesehatan yang ada di situ, sehingga keputusan dari tim adalah di Natuna. Saya kira kita memerlukan kebesaran hati seluruh masyarakat Indonesia. Apapun, mereka adalah saudara-saudara kita," katanya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat