kievskiy.org

Produksi Minyak dan Gas Indonesia Akan Habis dalam Waktu 7 hingga 9 Tahun Mendatang

PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas, melalui Pertamina EP Asset 1 Jambi Field berhasil melakukan pemboran sumur minyak SGC-27 di Desa Talang Belido, Kecamatan Sungai Gelam, Muarojambi, guna mengenjot produksi pada 2020.*
PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas, melalui Pertamina EP Asset 1 Jambi Field berhasil melakukan pemboran sumur minyak SGC-27 di Desa Talang Belido, Kecamatan Sungai Gelam, Muarojambi, guna mengenjot produksi pada 2020.* /ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia harus bergegas untuk melakukan eksplorasi dan mencari lagi cadangan-cadangan baru minyak ataupun gas yang bisa dimanfaatkan.

Pasalnya menurut Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf di Komisi VII DPR bahwa rasio produksi minyak Indonesia hanya cukup berusia untuk 9,7 tahun lagi.

"Jika tidak ada penemuan lagi atau eksplorasi, maka usia produksi atau lifetime minyak kita tinggal 9,7 tahun lagi," kata Presdir Pertamina EP dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Baca Juga: Jalani Shakedown Test di Sirkuit Sepang, Jorge Lorenzo Mulai Debut Test Rider di MotoGP

Tidak hanya minyak, rasio produksi gas Indonesia juga diperkirakan hanya tinggal 7,8 tahun lagi. Untuk itu dia mengharapkan agar ada eksplorasi dan penemuan-penemuan baru untuk produksi minyak dan gas di Indonesia.

Untuk itu, menurut dia perlu adanya pembahasan secara komprehensif yang melibatkan semua unsur lembaga terkait.

Hal ini agar bisa memberikan ide maupun sumbangsih guna meningkatkan penemuan cadangan migas baru.

Baca Juga: Bogor Street Festival 2020 Digelar Pekan Ini, Masuk dalam 100 Event Pariwisata Unggulan RI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri menargetkan lifting atau produksi siap jual minyak sebesar 743.000 barel per hari (bph) pada tahun 2024.

Capaian target ini ditetapkan dalam data pembangunan dan target rencana strategis Kementerian ESDM dalam periode 5 tahun mendatang.

"Kami akan memanfaatkan sumur-sumur (minyak) yang sudah lama ditinggalkan atau sumur tua untuk bisa diproduksi kembali dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang ada, seperti Enhanced Oil Recovery (EOR) atau biochemical surfactant," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat