kievskiy.org

Pola Asuh Orangtua yang Salah Jadi Pemicu Utama Anak-anak Ikut Tawuran

ILUSTRASI tawuran antar pelajar.*
ILUSTRASI tawuran antar pelajar.* /Foto Istimewa PR Foto Istimewa PR

 

PIKIRAN RAKYAT - Psikolog dari Universitas Islam Bandung Ihsana Sabriani Borualogo mengatakan, pola asuh orangtua yang tidak tepat dapat memicu anak bersikap negatif dan diekspresikan dengan tawuran. Pola asuh tidak tepat yang dimaksud yakni orangtua kurang memberikan perhatian kepada anak sehingga anak tidak mendapat perhatian yang memadai.

"Dengan dia tawuran, orangtua dipanggil sekolah sehingga anak jadi mendapat tanggapan (perhatian) orangtua," kata Ihsana kepada "PR" menanggapi maraknya tawuran beberapa pekan terakhir, Rabu 5 Februari 2020.

Oleh karena itu, orangtua diharapkan mengubah pola asuh, yakni dengan memberikan perhatian cukup kepada anak. Dengan mendapat pola asuh yang baik di rumah dari orangtua, anak akan berkembang dengan baik. Peluang anak untuk melakukan tawuran pun lebih kecil.

Baca Juga: Liverpool Tantang Chelsea di Piala FA Usai Menang Susah Payah Kontra Shrewsbury Town

Selain faktor kurangnya perhatian orangtua, pengaruh dari teman sebaya juga bisa memicu anak melakukan tawuran. Bagi anak yang duduk di bangku SMP dan SMA, arti teman sebaya sangat penting sehingga rasa solidaritas kepada teman sangat besar. Dengan demikian, apabila ada teman tawuran, maka anak akan ikut tawuran sebagai bentuk solidaritas.

Selain orangtua, pihak sekolah pun berperan penting untuk mencegah siswa tawuran. Sekolah perlu menegakkan disiplin dengan memantau kehadiran siswa di sekolah.

 


Guru juga perlu memberikan perhatian kepada siswa karena di sekolah, guru menggantikan peran orangtua. "Guru harus tahu masalah anak, tipenya seperti apa. Kalau ada teman yang kurang baik, bisa diperhatikan supaya tidak memberikan efek ke teman-temannya," ujar Ihsana.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat