kievskiy.org

'Cuci Otak' Jadi Syarat Bagi WNI Eks ISIS Jika Benar-benar Dipulangkan ke Indonesia

MILISI ISIS dan keluarga mereka berjalan di Desa Baghouz, Provinsi Deir Al Zor, Suriah.*
MILISI ISIS dan keluarga mereka berjalan di Desa Baghouz, Provinsi Deir Al Zor, Suriah.* /REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menilai bahwa sesungguhnya Warga Negara Indonesia yang pernah bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria masih bisa dipulihkan status ke-WNI-annya. Hal ini dia sampaikan menanggapi adanya 660 WNI pro ISIS yang kini nasibnya terkatung-katung di Suriah.

“Kalau menurut saya merekan kan WNI tidak salahnya mereka diterima dengan baik di sini,” kata Tamliha di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis 6 Februari 2020.

Namun, tentu tak semudah itu mereka bisa kembali ke tanah air. Perlu beberapa syarat agar kembalinya mereka ke Indonesia tak jadi masalah baru. Salah satu caranya agar hal tersebut tak terjadi adalah dengan program re-ideologisasi dengan menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan agar ideologi mereka soal negara Islam hilang.

Baca Juga: Lionel Messi Dikaitkan dengan Manchester City Musim Panas nanti

“Cuci otak dalam tanda kutip ya. Walaupun ini tidak mudah, dan waktunya bisa lama mungkin sampai berbulan-bulan. Sehingga mereka juga harus diberi materi bela negara agar bisa memahami kembali hidup secara normal di masyarakat,” ucap dia.

Untuk menjalankan program ini, pemerintah juga hendaknya melibatkan banyak pihak terutama pemuka agama. Latar belakang dari orang per orang pun hendaknya dipantau agar proses re-ideologi ini berjalan baik.

“Misalnya kalau mereka sebelumnya Muhammadiyah ya dihadirkan dari Muhammadiyah, kalau NU ya NU, atau non-ideologi ya harus dikaji,” ucap dia.

Baca Juga: Tidak Takut Bersaing, Ghozali Siregar Siap Kerja Keras demi Persib

Agar pengawasan lebih optimal, kata Tamliha, pemerintah juga bisa mengumumkan kepulangan mantan ISIS ini sehingga pengawasan melekat dan bisa menjadi sumber intelejen yang baik bagi negara. Dengan begitu masyarakat ikut memantau keberadaan orang-orang ini di lingkungannya.

“Supaya ada kewaspadaan. Mencegah kan lebih baik dari pada mengobati,” ucap dia.

Adapun proses re-ideologi ini bisa saja dilakukan di dalam negeri. Sepanjang ada tempat khusus yang bisa dijadikan area untuk proses re-ideologi yang tentunya memerlukan tempat dan fasilitas yang mumpuni.

Baca Juga: Batal Dimakzulkan, Donald Trump Langsung Bagikan Video Slogan Trump 4EVA

“Seperti yang corona tapi enggak di Natuna lagi. Indonesia kan punya banyak pulau. Enggak ada salahnya lah kita manfaatkan untuk keperluan-keperluan tertentu. Pulau yang 17,000 lebih itu bisa bermanfaat bagi bangsa Indonesia,” ucap dia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat