kievskiy.org

Generasi Muda dan Perempuan Rentan Terpapar Radikalisme, BNPT: Radikal Negatif Bermula dari Intoleransi

DIREKTUR Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Hamli saat menjadi narasumber acara Talk Show On The Street dalam kegiatan Crime Prevention, Day, Making Indonesia 4.0 yang diselenggarakan oleh Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI), Minggu 23 Februari 2020.*
DIREKTUR Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Hamli saat menjadi narasumber acara Talk Show On The Street dalam kegiatan Crime Prevention, Day, Making Indonesia 4.0 yang diselenggarakan oleh Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI), Minggu 23 Februari 2020.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Generasi muda dan kaum perempuan akhir-akhir ini masih terlihat rentan terpapar paham radikal terorisme yang pada akhirnya menjadi pelaku terorisme, kata Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. Hamli.

Untuk itu, kata Brigjen Pol. Hamli dalam rilisnya, Minggu 23 Februari 2020 malam, BNPT meminta masyarakat bersama-sama bisa melakukan upaya pencegahan paham radikal terorisme di lingkungan sekitarnya agar penyebaran paham tersebut tidak meluas.

Baca Juga: Usai Lahirkan Anak Kedua, Tantri Kotak Berencana Kembali Manggung Juli 2020

Ketika tampil pada Talk Show on the Street dalam kegiatan Crime Prevention, Day, Making Indonesia 4.0 yang diselenggarakan oleh Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI), mengemukakan hasil penelitian bahwa kerentanan itu tergantung pada latar belakang itu sendiri.

"Nah, sekarang yang banyak itu adalah pemuda dan juga kaum perempuan yang pada saat ini kerentanannya itu cukup signifikan. Hal seperti itu harus menjadi perhatian kita semua,” kata Brigjen Pol. Hamli.

Baca Juga: Dibandingkan Lembaga Negara Lain, TNI Paling Dipercaya Publik dengan Angka 94%

Dalam sambutan penghantarnya di depan masyarakat Brigjen Hamli pun menjelaskan bahwa aksi terorisme itu sendiri dimulai dari sifat dari manusia yang menunjukkan gejala pemikiran radikal negatif. Radikal negatif itu sendiri bermula dari intoleransi.

Untuk itulah dirinya memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar sama-sama memahami apa itu terorisme, apa itu radikalisme dan apa itu intoleransi.

Baca Juga: Lahirkan Anak Kedua Lewat Operasi Caesar, Tantri Kotak: Perjuangan Ibu bukan Dilihat dari Proses Normal atau Tidak

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat