kievskiy.org

Anggota Komisi IV: Lupakan Dolar dan Saham, Mari Fokus ke Bahan Pokok

PEDAGANG telur melayani pembeli, di lapaknya di Pasar Induk Gedebage, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Minggu (22/3/2020).
PEDAGANG telur melayani pembeli, di lapaknya di Pasar Induk Gedebage, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Minggu (22/3/2020). /ADE BAYU INDRA/" PR"

PIKIRAN RAKYAT – Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin, meminta kepada pemerintah untuk memberi perhatian kepada jaminan ketersediaan bahan pokok selain upaya penyelesaian dan penanganan wabah Corona.

Keselamatan dan Kesehatan manusia ini lebih penting di bandingkan dengan penyelamatan ekonomi.  

"Ini khusus kejadian saat ini saat  kita menghadapi situasi yang sangat pelik akibat pandemi covid-19. Itu Dollar dan kertas saham tidak bisa dimakan," kata  Andi Akmal saat dihubungi, Rabu, 25 Maret 2020.

Baca Juga: Cemas Karena Virus Corona, Simak Tips untuk Mengatasinya agar Tetap Tenang

Sejak kemarin, kata politisi PKS ini, nilai mata uang kita terdepresiasi cukup konstan dari Rp 13.000 per Dollar AS dan kemarin  26 Maret 2020 sudah menembus Rp 17. 0000 lebih.

Tapi Anggota DPR yang membidangi masalah pangan ini meminta kepada semua pihak, bahwa hari ini waktunya bukan market atau ekonomi lagi sebagai hal utama.

"Ekonomi dan market saat ini nomor belakangan.  Keselamatan dan Kesehatan Manusia serta ketersediaan pangan cukup untuk bertahan hidup adalah paling utama didahulukan," ujarnya.

Baca Juga: Apoteker Turut Kampanye Pencegahan Covid-19 pada Warga Bandung

Legislator PKS asal Sulawesi Selatan II ini mengatakan, berapa pun biaya yang mesti dipertaruhkan pemerintah untuk survive dari persoalan pandemi corona ini mesti dilakukan.

"Dollar dan saham, lupakan dulu. Kita bicara keselamatan dan kesehatan manusia. Dolar dan kertas saham tidak bisa ngobatin kita atau kita makan. Yang perlu pemerintah jamin adalah ketersediaan bahan pokok. Harga pangan ini mesti tepat jumlah dan harga normal serta kepastian jaminan kesehatan", tegas Akmal.

Andi Akmal meminta kepada pemerintah, jangan terlalu terpengaruh terhadap turunnya bursa saham negara kita yang turun hingga lebih dari 30%.

Baca Juga: Utamakan Keselamatan Siswa, Ini Kebijakan Kemenag untuk Madrasah

"Meski banyak pihak mengatakan ada ancaman kebangkrutan negara,  Bahan pokok mahal, persiapan untuk PHK massal, kriminalitas bisa meningkat,  namun semua itu baru prediksi," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat