kievskiy.org

Ali Ngabalin: Pemindahan Ibu Kota Baru Agar Indonesia Tak Lagi Jawa Sentris

Desain ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur.
Desain ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur. /Tangkapan layar YouTube.com/ Presiden Joko Widodo Tangkapan layar YouTube.com/ Presiden Joko Widodo


PIKIRAN RAKYAT - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam memeratakan pembangunan agar tidak terjadi Jawa sentris.

Menurut Ali Ngabalin, sebagian besar perputaran dana APBN hanya berputar di wilayah Jawa.

"Sebagian besar APBN hanya berputar di Jawa. Jadi gagasan pertama dan utama dari pemindahan IKN ini adalah agar Indonesia tidak menjadi Jawa sentris," kata Ali Ngabalin dalam diskusi bertajuk 'Menakar Peluang dan Tantangan Pemindahan Ibu Kota Negara', dikutip dari Antara, Minggu, 30 Januari 2022.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Kesulitan Makan Banyak hingga Semakin Kurus, Ashanty: Perutnya Sudah ke Bawah Banget

Oleh karena itu, kata Ali, pemintahan IKN bukan tanpa alasan. Sebab Pulau Jawa selalu menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 75,55 persen terhadap PDB nasional, menurut BPS per kuartal III 2021.

"Dengan pemindahan IKN ini, perputaran APBN, alokasi keuangan, dan kebijakan yang tadinya berpusat di Pulau Jawa dapat bergeser dan merata ke Pulau di luar Jawa. Ini akan memutus mata rantai 'apa-apa Orang Jawa'," kata Ali Ngabalin.

Akademisi dari Universitas Cenderawasih Dr. Septinus Saa juga mendukung langkah visioner pemerintah terhadap pemindahan IKN.

Baca Juga: Warga Keturunan Indonesia perkuat Hubungan Indonesia- Sri Lanka

Septinus Saa mencontohkan bagaimana tata kelola pemerintahan di Australia menjadi lebih baik setelah Ibu Kota Negara Australia berpindah dari Sydney ke Canberra.

"Kita melihat kepadatan penduduk di Pulau Jawa terutama Jakarta. Selain itu, faktor lingkungan juga terbengkalai dimana sekarang banyak terjadi musibah. Hal ini menjadikan Jakarta tidak ideal lagi sebagai Ibu Kota," kata Septinus, berdasarkan siaran pers KSP.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat