PIKIRAN RAKYAT - Industri media massa mengalami perubahan penting pada era digitalisasi. Perubahan ini jangan sampai justru semakin menunjukkan perempuan sebagai objek negatif karena mengejar clickbait.
Tidak sedikit yang masih menggunakan jurnalisme firasat untuk menulis berita. Padahal, hal tersebut tidak dibenarkan.
TEMA ”Tantangan Jurnalis Perempuan di Era Digital” diangkat oleh Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) sebagai rangkaian Hari Pers Nasional (HPN), Sabtu 5 Februari 2022 lalu secara daring.
Benang merahnya, ketidaksensitifan gender sering kali terjadi pada era digital ini.
Baca Juga: Tawuran Remaja di Jaktim Disorot Media Asing, Coreng Hitam bagi Pemerintah dan Penegak Hukum
Oleh karena itu, jurnalis perempuan diminta untuk lebih banyak speak up dan jangan berhenti untuk melakukannya.
Apalagi, pada era yang serbacepat ini, pemberdayaan perempuan harus ada di dalamnya.
Jurnalis perempuan pun dapat berperan untuk menolak atau menentang berita yang menyudutkan perempuan hanya untuk clickbait.
Berdasarkan hasil survei International Center for Journalists pada 2020, kekerasan terhadap jurnalis perempuan secara daring meningkat pada era ini, terutama dua tahun terakhir.