PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengecam tindakan pengerahkan 250 aparat bersenjata lengkap ke wilayah Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo untuk mengawal pengukuran lahan proyek Bendungan Bener.
Anwar Abbas mengatakan pengerahan aparat bersenjata itu tentu membuat masyarakat merasa terintimidasi dan hidup dalam ketakutan.
"Hal ini tentu jelas akan membuat masyarakat atau penduduk setempat merasa terintimidasi dan hidup dalam ketakutan apalagi pihak aparat juga sudah pula menangkap banyak orang yang dianggap telah menghalang-halangi rencana penyuksesan pembangunan waduk dan tambang tersebut," kata Anwar Abbas dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 10 Februari 2022.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap Seorang Petani Terduga Teroris di Bengkulu, Kepala Desa Sebut Tak Mencurigakan
Menurutnya, jika dilihat dari perspektif konstitusi, pemerintah ditugaskan melindungi rakyat dan mengedepankan musyawarah mufakat.
"Ternyata pada kenyataannya dalam kasus yang terkait dengan pembangunan Waduk Bener dan pertambangan andesit di Desa Wadas Kabupaten Purworejo ini musyawarah tersebut belum terlaksana dengan baik," kata Anwar Abbas.
Oleh karena itu, kata dia, jika ada orang yang menyampaikan keprihatinannya tentang sikap dan tingkah laku dari pemerintah dalam mengelola dan mengendalikan masalah, tampak sama sekali belum baik.
Baca Juga: Fadli Zon: Tidak Ada Urgensi Masa Jabatan Presiden Diperpanjang, Jokowi Sudah Bilang Tutup Buku
Anwar Abbas mengatakan akibatnya rakyat menjadi tidak percaya dengan sikap baik dari pemerintah apalagi jika dilihat rakyat yang ada di daerah tersebut tampak lebih banyak tertekan dan bahkan tampak diteror dan diintimidasi oleh kehadiran dari aparatur negaranya sendiri.
Aparat negara dari Kepolisian dan TNI, kata dia seharusnya bertugas menciptakan rasa aman, tentram, dan damai di tengah-tengah kehidupan masyarakat, tapi yang terjadi malah sebaliknya.