kievskiy.org

Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial KLHK Gelombang I Resmi Ditutup

 SEORANG peserta pelatihan pendampingan Perhutanan Sosial mengikuti pelatihan jarak jauh atau e-learning yang digelar KEmenterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Pelatihan pendampingan Perhutanan Sosial gelombang pertama angkatan I dan II, resmi ditutup. Sedikitnya 500 pendamping dan petani dari kelompok Perhutanan Sosial dari berbagai tempat di Indonesia mengikuti e-learning yang diselenggarakan KLHK tersebut.*
SEORANG peserta pelatihan pendampingan Perhutanan Sosial mengikuti pelatihan jarak jauh atau e-learning yang digelar KEmenterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI. Pelatihan pendampingan Perhutanan Sosial gelombang pertama angkatan I dan II, resmi ditutup. Sedikitnya 500 pendamping dan petani dari kelompok Perhutanan Sosial dari berbagai tempat di Indonesia mengikuti e-learning yang diselenggarakan KLHK tersebut.* / Kementerian LHK RI

PIKIRAN RAKYAT – Pelatihan pendampingan perhutanan sosial secara jarak jauh melalui dalam jaringan (daring, online) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI gelombang pertama angkatan I dan II, resmi ditutup. Pada gelombang pertama ini, sedikitnya 500 pendamping dan petani dari kelompok Perhutanan Sosial dari berbagai tempat di Indonesia mengikuti e-learning yang diselenggarakan KLHK.

Dalam keterangan resmi yang diterima “PR” pada Sabtu, 2 Mei 2020, Kepala BP2SDM pada KLHK, Helmi Basalamah menutup secara resmi kegiatan e-learning gelombang pertama ini melalui video conference yang digelar pada Kamis 30 April 2020.

Baca Juga: BERITA BAIK, Kasus Sembuh COVID-19 Indonesia Hari Ini Lebih dari 2 Kali Lipat Kematian

 Setelah kegiatan ini, Helmi berharap dapat menciptakan tenaga pendamping Perhutanan Sosial di berbagai wilayah Indonesia, sehingga percepatan dan peningkatan kualitas program Perhutanan Sosial dapat tercapai. KLHK, lanjut Helmi, mengadakan pelatihan jarak jauh atau e-learning untuk pendamping dan petani Perhutanan Sosial selama empat hari sejak tanggal 27 April hingga 30 April 2020.

Helmi dalam laporannya kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan bahwa peserta sangat antusias terhadap pembelajaran jarak jauh ini. Metode ini, kata Helmi, merupakan hal yang baru bagi petani dan menyadari ternyata hanya dengan menggunakan smartphone atau laptop dan koneksi internet mereka dapat mengikuti pelatihan dan mendapatkan pengetahuan dari narasumber yang kompeten tanpa harus pergi dari tempat tinggalnya. 

“Peserta pelatihan aktif dan antusias dalam proses pembelajaran melalui video conference dengan aktif memberikan pendapat, pertanyaan, penyelesaian kuis, serta membuat tugas mandiri,” ungkap Helmi dalam laporannya. 

Helmi menambahkan, seluruh peserta dapat mengikuti pelatihan dengan baik sampai dengan mendapatkan predikat lulus. Peserta kemudian berhak mendapatkan sertifikat pelatihan dengan memenuhi aspek penilaian yang meliputi kehadiran/partisipasi, akademis, tugas catatan mandiri, tugas rencana tindak lanjut pasca pelatihan, serta sikap dan perilaku. Menurut Helmi, metode e-learning ini dirancang untuk menyelenggarakan pelatihan yang mudah, murah, efektif dan efisien serta dapat menjangkau masyarakat di penjuru nusantara. 

“Kerjasama tim antara tutor, admin dan panitia mutlak diperlukan ketika proses pembelajaran online. Kesamaan konsep dan persepsi antara tutor yang saling berjauhan sangat penting, sehingga proses pembelajaran lancar, tepat waktu, tidak terganggu sinyal ataupun gangguan lainnya,” tutur Helmi. 

Direktur Jenderal PSKL Bambang Supriyanto mengatakan, kolaborasi yang kuat seluruh elemen di BP2SDM dan Direktorat Jenderal PSKL menjelma menjadi super tim yang dapat mewujudkan pelatihan e-learning Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Izin dengan baik dan lancar. 

“Antusiasme kelompok tani hutan sangat luar biasa, ditunjukan dengan kehadiran di TC dan mengerjakan exercise tata kelola hutan sosial di belajar mandiri, menjadikan e-learning gelombang 1 ini sukses mencapai sasaran,” ujar Bambang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat