kievskiy.org

Naik Hampir Dua Kali Lipat, HLKI : Batalkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan!

ILUSTRASI Iuran BPJS Kesehatan batal naik.*
ILUSTRASI Iuran BPJS Kesehatan batal naik.* /ARMIN ABDUL JABBAR/PR

PIKIRAN RAKYAT - Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kembali menaikkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di tengah pandemi Covid-19 sangat tidak tepat.

Presiden Jokowi harus segera mencabut Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, dan membatalkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan.

Demikian diungkapkan Ketua Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI) Jawa Barat (Jabar) Banten DKI Jakarta, Firman Turmantara Endipradja, dihubungi "PR", Rabu, 13 Mei 2020. Menurut dia, secara yuridis, kebijakan tersebut melanggar konstitusi Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Pancasila, dan sejumlah perundang-undangan lainnya.

Baca Juga: Ancaman Gelombang Kedua COVID-19, Wuhan akan Tes 11 Juta Penduduknya

"Secara sosiologis, kebijakan ini juga sangat tidak tepat karena kondisi perekonomian masyarakat saat ini sedang terpukul akibat pandemi Covid-19. Apalagi, kenaikan iurannya hampir mencapai dua kali lipat," ujarnya.

Ia mengatakan, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena dirumahkan atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Di sisi lain, menurut dia, tidak sedikit pekerja sektor informal dan pelaku usaha mikro yang juga kehilangan penghasilan selama pandemi, termasuk karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), work from home (WFH), dan school from home (SFH).

"Ini menjadi paradoks. Dalam kondisi seperti ini, pemerintah yang seharusnya membantu perekonomian rakyat justru menaikkan iuran BPJS Kesehatan kelas I dan II," ujar Firman.

Baca Juga: Pelatih Kiper Persib Sebut Banyak Pemain Indonesia yang Layak Bermain di Luar Negeri

Ia menilai, kebijakan tersebut menjadi bukti ke sekian terkait inkonsistensi kebijakan Presiden Jokowi, baik selama pandemi maupun sebelum pandemi Covid-19. Menurut Firman, akhir-akhir ini Presiden Jokowi banyak membuat kebijakan yang tidak konsisten, bahkan blunder.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat