kievskiy.org

Buntut Cuitan Lama Diperbincangkan, Dirut TVRI Iman Brotoseno Putuskan Nonaktifkan Twitter

DIRUT TVRI Pengganti Antar Waktu, Iman Brotoseno.*
DIRUT TVRI Pengganti Antar Waktu, Iman Brotoseno.* /ANTARA

PIKIRAN RAKYAT –  Dirut Lembaga Penyiaran Publik TVRI Pengganti Antar-Waktu 2020-2022, Iman Brotoseno, baru saja dilantik, beberapa hari lalu.

Warganet pengguna Twitter kemudian heboh membahas cuitan lama Iman, terkait video porno sebagai ‘pemersatu bangsa’.

Cuitan itu merupakan postingannya pada November tahun 2013, dan tidak dimungkiri oleh Imam menjadi buah bibir saat ini.

Baca Juga: Pemudik Probolinggo yang Positif COVID-19 dan Kabur saat Mau Dikarantina Akhirnya Menyerahkan Diri

Mantan Menpora Roy Suryo yang turut merespons cuitannya di Twitter. Hingga Dirut TVRI tersebut memutuskan akan menonaktifkan akun media sosialnya yang dalam beberapa waktu terakhir menjadi sorotan sejumlah pihak.

“Lebih baik saat ini saya memilih menonaktifkan akun twitter saya agar saya bisa fokus bekerja saja. Pesan saya, agar masyarakat membiasakan diri dengan budaya literasi yang sehat, termasuk melakukan ‘check balance’, sehingga keakuratan informasi terjaga,” kata Iman, seperti dilansir Antara.

Iman yang baru saja dilantik pada jabatan barunya itu mengatakan bahwa pemikiran dan tulisan intelektualitasnya lebih merupakan pencarian jawaban atas ruang dialektika yang terjadi di masyarakat termasuk sejarah, sosial, bahkan agama.

Baca Juga: Yana: Laporkan Jika Ada Potensi Kerumunan Agar Kota Bandung Kembali Normal

Iman mengaku prihatin atas tuduhan segelintir orang termasuk salah satunya Iman mengakut kultwit yang disampaikan merupakan rangkaian kultwit dari bedah buku “Memahami Kontroversi Sejarah Orde Baru “ yang merangkum berbagai opini sejarawan seperti Taufik Abdullah, Anhar Gonggong, Asvi Warman Adam, dan lain-lain.

“Terlebih kalau melihat rekam jejak saya, saya terbiasa bicara tentang sejarah. Karena saya memang penyuka sejarah. Tulisan saya banyak, tidak saja soal sejarah. Tapi juga soal Islam dan kebangsaan. Saya selalu berprinsip dengan sejarah kita melihat cermin kita sendiri,” katanya.

Ia mengaku prihatin jika ada pihak-pihak yang melakukan framing bahkan memelintir tulisannya sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda.

Baca Juga: Pengaruh Industri Jabar di Pasar Indonesia Timur Sangat Kuat

“Kalau ingin membaca koleksi buku-buku saya dan berdiskusi soal sejarah, maka dengan senang hati saya akan berbagi. Ini memang merepotkan dimana hal-hal seperti ini selalu dijadikan pelintiran dan framing,” katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat