kievskiy.org

Grafik Kasus Covid-19 Meningkat, Purbalingga Belum Terapkan New Normal

Ilustrasi COVID-19
Ilustrasi COVID-19 /PEXELS

PIKIRAN RAKYAT – Pasca Lebaran gravik   Covid-19 di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah meningkat tajam. Hasil rapid test massal terhadap 657 orang, ditemukan sebanyak 31 orang reaktif, sebanyak 10 orang diantaranya merupakan warga luar daerah.

"Grafik kasus covid-19 di Purbalingga masih naik, saat ini saja sudah 57 kasus positif. Juga hasil rapid test massal banyak yang reaktif," kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi akhir pekan lalu.

Hasil rapid test di sejumlah pusat keramaian, pabrik dan mesjid, sebanyak  31 yang reaktif. Dari jumlah itu, ada 7 orang yang berasal dari luar Purbalingga.

Baca Juga: Tak Beri Sanksi Bagi Pasien COVID-19 di Probolinggo yang Kabur, Juru Bicara: Dia Bukan Kriminal

Bahkan ada satu orang dari luar kota yang alamatnya tidak jelas, tidak memberikan informasi alamat yang benar,” kata Bupati Tiwi.

Warga yang  rapid testnya  reaktif  berasal dari luar kota, masing-masing satu orang sampel di Harum Swalayan berasal dari Banjarnegara. Kemudian satu orang di Pasar Bukateja asal Banjarnegara.

Tiga orang asal Banjarnegara dari sampel reaktif di PT Boyang Industrial, satu orang warga Banyumas sampling saat sholat Jumat di Mesjid Darussalam, dan satu sampel di Mesjid Darussalam yang tidak jelas alamatnya, namun dari luar kota.

Baca Juga: Ribuan Hektare Sawah di Cilacap Terendam Banjir Rob, Butuh Waktu Lama untuk Tanam Ulang

"Sampel yang reaktif telah kami koordinasikan dengan pemilik usaha dan juga ke Pemkab setempat sesuai alamat untuk ditindaklanjuti proses karantina dan ujia swab," tambahnya.

Sedang sampel reaktif lainnya dari 22 lokasi berasal menyebar hampir di seluruh wilayah Purbalingga. Kepada yang reaktif dan warga Purbalingga, langsung kami isolasi di rumah sakit dan dilakukan test PCR/swab. Jika nantinya negatif maka akan dipulangkan, namun jika positif covid maka langsung dirawat di ruang isolasi.

 Sejumlah lokasi tempat usaha termasuk pasar, jika nanti sampel yang reaktif dan hasil uji swab-nya positif, maka tidak menutup kemungkinan akan ditutup sementara.

Baca Juga: KAI Daop 3 Cirebon Resmi Perpanjang Pembatalan Perjalanan Reguler hingga 30 Juni 2020 Mendatang

"Seperti Pasar Bobotsari yang telah reaktif 5 orang, jika nanti hasilnya positif semua, maka untuk sementara kami pertimbangkan untuk ditutup. Atau alternatif kebijakan lain dengan pembatasan jumlah pengunjung tempat usaha dan mengurangi jam operasional,” tambah Bupati Tiwi.


Dengan adanya peningkatan grafik kasus corona,  kata Tiwi, pihaknya  belum akan menerapkan fase new normal. Selain itu belum ada  instruksi  dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

“Pemprov Jateng  saja  masih sebatas menjajaki penerapan new normal," jelasnya.

Penerapan new normal juga harus memenuhi sejumlah persyaratan sebagaimana ketentuan organisasi kesehatan dunia (WHO).

Persyaratan tersebut antara lain bukti transmisi local kasus covid dapat dikendalikan, kapasitas sistem kesehatan dan kesehatan masyarakat termasuk rumah sakit tersedia untuk mengidentifikasi, mengisolasi, menguji, melacak kontak, dan mengkarantina, serta resiko kasus import dapat ditekan.

"Dari persyaratan saja belum dapat terpenuhi, oleh karena kami saat ini tetap focus untuk pengendalikan sebaran kasus covid dan memberikan edukasi kepada warga sesuai rekomendasi WHO,” tegasnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat