kievskiy.org

Invasi Rusia ke Ukraina Buat Semua Negara Pusing, Jokowi Sampai Ditelepon Kanselir Jerman dan PM Jepang

Perang Rusia Ukraina.
Perang Rusia Ukraina. /Tangkapan layar YouTube 7 Detik

PIKIRAN RAKYAT - Perang antara Rusia dan Ukraina tidak hanya menyulitkan kedua negara, tetapi juga berbagai negara di dunia.

Pasalnya, belum selesai pandemi Covid-19, negara-negara tersebut harus kembali mengatasi dampak yang diakibatkan dari perang tersebut.
 
Presiden Jokowi pun menuturkan bagaimana situasi saat ini membuat pengelolaan ekonomi di sejumlah negara, termasuk Indonesia, menjadi sulit.

"Tadi ibu Menteri Keuangan sudah berikan gambaran betapa sulitnya situasi saat ini. Betapa tidak gampangnya mengelola APBN, mengelola keuangan dalam situasi sangat extraordinary ini," ujar Jokowi, Jumat, 11 Maret 2022.
 
 
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari siaran pidato di Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi mengakui bahwa kondisi sulit ini tidak hanya dirasakan Indonesia, tetapi juga seluruh negara mengalami hal yang sama.
 
Menurut orang nomor satu di Indonesia itu, para pemimpin dunia mengeluhkan hal yang sama.

"Tambah pusing kita semuanya. Semua negara tambah pusing, semuanya. Pusingnya belum reda, tambah lagi ada perang, sudah bertubi-tubi," ucap Jokowi.

 
Meski begitu, dia bersyukur Indonesia mampu mengendalikan situasi lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain.
 
 
"Betapa pengelolaan sangat sulitnya, ekonomi betapa sangat sulitnya. Tetapi Alhamdulillah kita bisa menjalaninya, mengelola keuangan, mengendalikan covid dengan baik kalau dibandingkan dengan negara-negara lain. Artinya apa? masa depan global semakin penuh dengan ketidakpastian," tutur Jokowi.
 
Akibat situasi yang semakin 'keruh' ini, dia mengaku sampai dihubungi oleh pejabat tinggi Jerman dan Jepang.
 
"Dua hari yang lalu, kanselir Jerman olaf scholz telepon kepada saya, berbicara banyak, ya kira-kira tadi yang saya sampaikan, suasananya. Kemarin telepon lagi siang juga Perdana Menteri Ishida dari Jepang, menyampaikan hal yang sama," kata Jokowi.
 
Dia pun kembali menyinggung bagaimana pandemi Covid-19 dan perang membuat situasi menjadi semakin sulit diprediksi.
 
 
"Pandemi yang belum rampung, kemudian ada tambahan perang, sehingga semuanya menjadi sulit diprediksi. Sangat sulit diprediksi. Hal-hal yang dulu tidak kita perkirakan, semuanya muncul, kelangkaan energi, sekarang semua negara mengalami," ujar Jokowi.
 
Menurutnya, perang Rusia-Ukraina telah memicu lonjakan harga minyak mencapai 130 dolar AS (Rp1,8 juta) per barel.

Selain itu, Jokowi juga menyebut bahwa perang di Eropa Timur telah memicu lonjakan harga pangan. 

 
Dia menuturkan harga makanan di Rusia naik 12 persen, di Amerika Serikat 6,9 persen, dan di Turki 3 persen.
 
"Semua negara, harga jualnya ke masyarakat, sudah naik juga, kita di sini masih tahan-tahan. Bu Menteri (Keuangan Sri Mulyani) saya tanya, 'Bagaimana, Bu? Tahannya sampai berapa hari ini?'," ucap Jokowi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat