kievskiy.org

Heboh Ibu-ibu Meninggal Saat Antre Minyak Goreng, Polisi: Bukan Karena Itu

Hebon pemberitaan IRT meninggal dunia saat antre minyak goreng, polisi buka suara.
Hebon pemberitaan IRT meninggal dunia saat antre minyak goreng, polisi buka suara. /Antara/Azis Senong

PIKIRAN RAKYAT - Polisi buka suara terkait ramainya pemberitaan terkait ibu rumah tangga (IRT) yang meninggal dunia saat antre minyak goreng.

Hal itu disampaikan Kapolres Berau, AKBP Anggoro Wicaksono melalui klarifikasi pada Konferensi Pers Polres Berau di Ruang Rapat Polres Berau, pada Senin, 14 Maret 2022.

Dalam konferensi pers tersebut, dia turut didampingi oleh suami korban yang bernama Budianto dan Ketua RT5 Kelurahan Teluk Bayur bernama Johansyah.

Anggoro Wicaksono menjelaskan, pada saat kejadian, Sabtu, 12 Maret 2022. tidak ada antrean di depan minimarket Jalan Kampung Cina, Kelurahan Teluk Bayur, Kecamatan Teluk Bayur.

Baca Juga: Harga Bensin Mahal dan Langka, Warga AS Kecam Joe Biden Lantaran Campuri Rusia dan Ukraina

“Pada pukul 7.00 WITA sebelum keluar rumah, korban sempat mengeluhkan kepada suaminya bahwa ia mengalami sakit di dada,” ucapnya.

Anggoro Wicaksono mengatakan bahwa korban bernama Sandra (41) sudah lama menderita penyakit asma.

Menurut keterangan suaminya, korban menderita asma sejak awal pernikahan tahun 2000 silam, serta telah berulang kali menjalani pengobatan.

“Saat korban sampai di halaman depan minimarket, korban terduduk dan jatuh pingsan, diduga karena penyakit asma korban kambuh,” ujar Anggoro Wicaksono.

Korban diketahui berjalan kaki dari rumahnya menuju minimarket yang letaknya hanya berjarak kurang lebih 85 meter.

Akan tetapi, sesampainya di lokasi, diduga penyakit asma korban kambuh hingga membuatnya merasakan sakit di dadanya kemudian terduduk.

Baca Juga: Mendag Tutup Mulut Soal Kelangkaan Minyak Goreng, Muhammad Lutfi Terancam Dipanggil Paksa

Beberapa saat korban berusaha untuk berdiri, tetapi kemudian jatuh dan pingsan.

“Korban pun segera ke rumah sakit. Tetapi ditengah perjalanan, korban meninggal dunia,” tutur Anggoro Wicaksono.

Dari pihak keluarga korban pun menolak untuk dilakukan visum terhadap jenazah korban dan telah dibuatkan surat pernyataan tidak keberatan.

“Dari keterangan sebelumnya, kami menegaskan bahwa korban meninggal bukan karena mengantre minyak, namun karena penyakit asmanya kambuh,” kata Anggoro Wicaksono.

Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya dan tidak panic buying.

Hal itu dilakukan untuk mencegah beredarnya isu-isu yang tidak jelas kebenarannya.

Baca Juga: Selalu Berkilah Setiap Diminta Jelaskan Kelangkaan Minyak Goreng, Mendag akan Dipanggil Paksa DPR

“Polres Berau terus bersinergi dengan Disperindagkop dan stakeholder lain untuk mengawasi pendistribusian minyak goreng serta melakukan pengamanan di tempat-tempat penjualan,” ujar Anggoro Wicaksono.

Tidak hanya itu, dia mengimbau apabila ada masyarakat yang mengetahui adanya penimbunan atau menjual dengan harga yang tidak wajar agar segera melaporkan ke Polres Berau dan Polsek terdekat untuk nantinya dilakukan penyelidikan.

“Silakan laporkan, apabila ada mengetahui informasi adanya penimbunan atau menjual minyak goreng dengan harga yang tidak wajar," ucap Anggoro Wicaksono, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Polres Berau, Selasa, 15 Maret 2022.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat