kievskiy.org

Minyak Goreng Banjiri Pasar Usai HET Dicabut, Usut Kartel yang Bikin Stok Langka

Ilustrasi - Setelah sempat langka, minyak goreng kini kembali membanjiri pasaran
Ilustrasi - Setelah sempat langka, minyak goreng kini kembali membanjiri pasaran /PIXABAY/neufal54

PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan memutuskan untuk mencabut HET minyak goreng kemasan dan menyerahkan harga minyak sesuai mekanisme pasar.

Setelah keputusan tersebut diumumkan, stok minyak goreng kemasan secara tiba-tiba membanjiri pasar. Padahal sebelumnya stok minyak goreng khususnya minyak goreng kemasan sederhana hingga premium langka di pasaran, baik di swalayan, ritel modern, ritel tradisional, maupun pasar tradisional.

Saat ini, harga minyak goreng kemasan di pasaran berkisar Rp23.000 hingga Rp25.000 per liter.

Kebijakan pemerintah menerapkan kebijakan HET minyak goreng sebesar Rp14.000 per liter untuk kemasan premium, Rp13.500 per liter untuk kemasan sederhana dan Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah pada awal Februari lalu ditengarai menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng.

Baca Juga: Diisukan Putus dengan Fuji, Atta Halilintar Ingin Tebus Kesalahan Thariq ke Haji Faisal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menyelidiki dugaan kartel dan oligopoli dalam bisnis minyak goreng yang menyebabkan kelangkaan terhadap stok dalam beberapa waktu lalu.

"YLKI terus mendesak KPPU untuk mengulik adanya dugaan kartel dan oligopoli dalam bisnis minyak goreng, CPO, dan sawit," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di dalam keterangannya Jakarta, Jumat, 18 Maret 2022.

Tulus berpendapat kebijakan yang diterbitkan pemerintah pada awal Februari lalu yang menerapkan aturan HET minyak goreng dianggap tidak efektif dan malah menyebabkan kelangkaan.

Baca Juga: Rumor Manchester United dan Thomas Tuchel Mulai Menyebar, Kondisi Chelsea Bisa Jadi Penentu

Tulus menyebut kebijakan tersebut melawan pasar dimana mematok harga minyak goreng tidak boleh lebih dari Rp14.000 per liter padahal harga keekonomian sesuai mekanisme pasar di atas itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat