kievskiy.org

Buat Produk Semen Berbahan Limbah, Perusahaan Rintisan UI Masuk Top 52 Dunia

Tim Geofast UI memperlihatkan produknya bersama Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro.*
Tim Geofast UI memperlihatkan produknya bersama Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro.* /Dokumentasi Humas UI

PIKIRAN RAKYAT - Geofast, startup company atau perusahaan rintisan binaan Direktorat Inovasi dan Science Technopark Universitas Indonesia (DISTP UI) berhasil masuk menjadi The Top 52 XTC 2020‎ dalam ajang kompetisi bernama Extreme Tech Challenge (XTC) 2020. Ajang kompetisi startup global XTC 2020 kali ini diikuti oleh lebih dari 2.400 startup dari 87 negara.

Perusahaan-perusahaan rintisan itu fokus dalam sektor ‎healthcare, education, agriculture, food and water, cleantech and energy, fintech, transportation and smart cities, and enabling technologies. XTC merupakan kompetisi startup terbesar di dunia yang digelar dalam upaya mengatasi tantangan global.

Perwakilan dari Geofast tengah mengikuti BootCamp XTC 2020 yang dilaksanakan 11-18 Juni 2020 secara virtual. Sedangkan XTC merupakan sebuah organisasi non-profit yang memiliki misi meningkatkan wirausaha baru dalam menciptakan teknologi dan inovasi yang memiliki manfaat pada manusia dan memenuhi tantangan Sustainable Development Goals (SDG’s).

Baca Juga: Update Virus Corona DKI Jakarta 14 Juni 2020, Pasien Sembuh Lebih dari 4.000 Orang

Awalnya, Geofast merupakan tim inovasi mahasiswa Fakultas Teknik UI (FTUI) dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material (DTMM). Kini, Geofast berkembang menjadi sebuah perusahaan rintisan. Produk inovasi Geofast adalah semen cepat kering, berbahan slag (limbah tambang/smelter).

Keunggulan produk semen Geofast adalah hanya memerlukan waktu 8 jam – 3 hari untuk mendapat kuat optimum beton, sedangkan semen konvensional biasa mencapai 28 hari untuk menjadi beton biasa. Selain itu, produk semen Geofast merupakan semen yang ramah lingkungan.

Co-founder Geofast, yang juga merupakan mahasiswa Program Pascasarjana Departemen Teknik Industri FTUI angkatan 2019, Suparlan, sangat bersemangat dalam mengikuti BootCamp Virtual XTC 2020.

Baca Juga: Real Madrid vs Eibar: Head to Head dan Laga Menjaga Asa Masing-Masing Tim

“Ini merupakan kesempatan emas bagi kami, karena kami dapat belajar dari startup kelas dunia dan ikut tumbuh berkembang di dalam ekosistem wirausaha global. Meskipun di tengah pelaksanaan Ujian Akhir Semester, tidak memutus semangat saya mengikuti bootcamp ini," katanya dalam keterangan tertulis Humas UI, Sabtu 13 Juni 2020‎.

Jika semen konvensional memerlukan tanah kapur sebagai bahan baku dan harus dipanaskan pada tanur +- 600 derajat celcius, Geofast memilih limbah sebagai bahan utamanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat