kievskiy.org

Petani Menjerit, Harga Kelapa Sawit Jeblok 50 Persen Usai Jokowi Larang Ekspor CPO

Ilustrasi kelapa sawit.
Ilustrasi kelapa sawit. /Pixabay/tristantan

PIKIRAN RAKYAT - Dikeluarkannya kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan bahan baku minyak oleh Presiden Jokowi ternyata berdampak dengan harga kelapa sawit di dalam negeri.

Serikat Petani Indonesia (SPI) mengeluhkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit anjlok hingga 50 persen usai Presiden melarang ekspor crude palm oil (CPO).

Ketua Umum SPI Henry Saragih menegaskan, Kebijakan ini tidak hanya berdampak bagi harga sawit dan minyak goreng di pasar dunia, tapi juga harga di dalam negeri.

Baca Juga: Soal Perdagangan Daging Anjing di Solo, Gibran Rakabuming: Saya yang Pusing

“Tentu saja akan terjadi banjir produksi CPO di dalam negeri. Pada tahun 2021, total produksi CPO Indonesia diperkirakan mencapai 46,89 juta ton, sementara konsumsi nasional untuk agrofuel dan pangan diperkirakan 16,29 juta ton. Artinya terdapat 30 juta-an ton yang selama ini dialokasikan untuk diekspor,” tuturnya melalui keterangan resmi, Senin, 25 April 2022.

Henry Saragih kembali menegaskan bahwa kebijakan ini tentu berdampak kepada petani sawit anggota SPI.

“Hari ini hasil laporan petani anggota SPI di berbagai daerah seperti Riau, Sumatera Utara, harga tandan buah segar (TBS) sawit seharga Rp1.700 – Rp2.000 per kilogram, sudah terkoreksi ada yang 30 persen, bahkan sampai 50 persen,” katanya.

Baca Juga: Soroti Terpilihnya Kembali Emmanuel Macron di Prancis, Pakar China: Berdampak untuk Uni Eropa

Henry Saragih menilai kebijakan pemerintah ini harus diikuti dengan kebijakan turunan selanjutnya yang bisa menjamin harga TBS petani sawit tetap layak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat