PIKIRAN RAKYAT - Serikat Petani Indonesia (SPI) membongkar borok korporasi penguasa perkebunan sawit di Indonesia.
Hal itu disampaikan saat mereka mengeluhkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit anjlok hingga 50 persen usai Presiden melarang ekspor crude palm oil (CPO).
Ketua Umum SPI Henry Saragih menegaskan, Kebijakan ini tidak hanya berdampak bagi harga sawit dan minyak goreng di pasar dunia, tapi juga harga di dalam negeri.
Baca Juga: Guru Ngaji di Bekasi yang Diduga Korban Salah Tangkap Divonis Bersalah
Oleh karena itu, dia menilai kebijakan pemerintah ini harus diikuti dengan kebijakan turunan selanjutnya yang bisa menjamin harga TBS petani sawit tetap layak.
“Perkebunan sawit harus diurus oleh rakyat, didukung oleh pemerintah dan BUMN, bukan oleh korporasi,” ucap Henry Saragih.
Menurutnya, saat ini korporasilah yang menguasai perkebunan sawit di Indonesia, dan dalam praktiknya terjadi banyak pelanggaran.
Baca Juga: Media Inggris Sorot Temuan Tiga Harimau Sumatera Mati di Aceh, Beri Penjelasan Mengejutkan
“Perkebunan sawit korporasi telah mengubah hutan menjadi tanaman monokultur, menghilangkan kekayaan hutan kita, juga sumber air berupa rawa-rawa, sungai dan sumber-sumber air lainnya. Korporasi sawit juga terbukti telah menggusur tanah petani, masyarakat adat dan rakyat, sampai merusak infrastruktur di daerah,” kata Henry Saragih.