kievskiy.org

Pupuk Langka, Proses Distribusi Dipertanyakan

Petani mencampur pupuk untuk tanaman cabai merah dengan latar belakang Gunung Semeru di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.
Petani mencampur pupuk untuk tanaman cabai merah dengan latar belakang Gunung Semeru di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. /Antara/Seno

PIKIRAN RAKYAT - Anggota Komisi VI DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono mengungkapkan tentang kelangkaan pupuk di daerah pemilihannya (dapil) di Jawa Timur. Hal itu ia ungkapkan kepada perwakilan PT Petrokimia Gresik, setelah mendapatkan aspirasi dari konstituennya. 

“Mereka (konstituen) menyampaikan kepada kami, bahwa pupuk seringkali tidak datang tepat waktu alias kosong. Ketika sudah mulai menanam, mau memupuk, pupuknya enggak ada. Kecuali mereka yang sudah menyetok karena mungkin mempunyai kemampuan lebih besar dari kawan-kawan yang lain,” ujarnya dalam keterangan pers saat berkunjung bersama Komisi VI DPR RI ke PT Petrokimia Gresik, Rabu, 22 Juni 2022.

Pria yang kerap disapa Ibas ini mendorong ditemukannya solusi atas kelangkaan pupuk. Ia kemudian menyindir PT Petrokimia Gresik yang mengalami peningkatan pendapatan.  

"Cukup menarik ya, ketika kita bicara Petrokimia, holding, dan seluruh anak perusahaan, labanya naik, pendapatannya naik. Berarti perusahaan ini sehat dan tumbuh," katanya. 

Baca Juga: Rekomendasi 4 Film Horor Terbaru, Tayang di Bioskop Juli 2022

“Tapi tidak menariknya adalah mengapa masih ada, pertama: alokasi di bawah usulan kebutuhan? Urea NPK ZA SP-36 Organik, 3.8 juta ton subsidi, 2.7 juta ton non-subsidi. Apakah kita perlu hitung ulang? Ketika masyarakat masih merasakan kelangkaan pupuk,” ujar Ibas.

Ia juga kemudian mempertanyakan distribusi pupuk selama ini. Menurutnya, distribusi masih belum sesuai dengan pendataan.  

"Stoknya ada sekitar 1.3 juta, tapi yang terealisasai 98%. Artinya, perlu peningkatan produksi atau ada penimbunan? Tolong pengawasannya diperketat, serta menggunakan digital monitoring juga," tuturnya. 

Baca Juga: Sorot Jeda antara Pemilu 2024 dan Pelantikan, Pengamat: Presiden Jadi Bebek Lumpuh

Ibas juga mempertanyakan harga pupuk yang kini relatif mahal. Selain itu, ada disparitas antara pupuk subsidi dan pupuk non subsidi. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat