kievskiy.org

Riset BRIN: Warga Ogah Menggoreng Setelah Harga Minyak Goreng Naik

Ilustrasi. Yuda Bakti menjelaskan bahwa masyarakat memutuskan untuk lebih banyak memasak dengan merebus demi menekan penggunaan minyak goreng.
Ilustrasi. Yuda Bakti menjelaskan bahwa masyarakat memutuskan untuk lebih banyak memasak dengan merebus demi menekan penggunaan minyak goreng. /Antara/Adeng Bustomi

PIKIRAN RAKYAT - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan hasil riset mereka terkait dampak kenaikan harga minyak goreng bagi masyarakat.

Dalam paparannya, Peneliti BRIN Yuda Bakti mengungkapkan bahwa masyarakat mengubah cara memasak sehari-hari setelah harga minyak goreng kemasan melonjak beberapa bulan terakhir.

Hal itu terungkap setelah BRIN melakukan survei, dan hasilnya disampaikan ke publik melalui webinar Dilema Minyak Goreng Sawit pada Kamis, 28 Juli 2022.

"Kita lihat memang justru kalau melihat per masing-masing indikatornya, memang hampir di semua indikator itu ternyata terdapat perbedaan berdasarkan tingkat penghasilan responden," tutur Yuda Bakti.

Baca Juga: Kumpulan Quotes Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H, Penuh Doa dan Harapan

"Di mana orang dengan pendapatan di bawah Rp5 juta atau menengah ke bawah itu mengalami fairness yang lebih rendah dibandingkan dengan yang penghasilan menengah ke atas," ucapnya menambahkan.

Yuda Bakti menjelaskan bahwa masyarakat memutuskan untuk lebih banyak memasak dengan merebus atau cara lain demi menekan penggunaan minyak goreng.

Dari total 537 orang yang disurvei, responden mengaku mengurangi penggunaan minyak goreng dengan mengubah metode masak menjadi merebus, mengukus, atau memanggang.

Baca Juga: Eropa Menjerit, Vladimir Putin Balas Dendam dengan 'Perang Gas'

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat