PIKIRAN RAKYAT – Kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) sebelumnya mulai terungkap secara terang benderang selepas tersangka pertama, Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E mengungkap sejumlah pengakuan baru.
Pengakuan baru itu membuat penyidik lebih mudah dalam melakukan pendalaman dan menetapkan tersangka lain dalam insiden yang terjadi di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pada awal kasus, penyidik menerangkan insiden kematian Brigadir J diakibatkan dari baku tembak dengan Bharada E karena diduga melakukan pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo.
Namun, berdasarkan pengakuan baru yang diungkap Bharada E, tak ada peristiwa baku tembak yang dialami olehnya dengan Brigadir J.
Semua peristiwa yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo adalah rekayasa untuk menutupi kejadian yang sebenarnya.
Menurut, Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol. Agus Andrianto, sejumlah pengakuan baru yang diutarakan oleh Bharada E tersebut bisa terjadi berkat kegigihan penyidik dalam melakukan pendalaman.
“Bukan karena pengacara itu dia (Bharada E) mengaku, karena apa yang dilakukan oleh penyidik, apa yang dilakukan oleh tim khusus,” kata Komjen Agus di Mabes Polri, Jakarta, Selasa malam.
Pernyataan Komjen Agus itu sekaligus membantah pengakuan pengacara baru Bharada E, Deolipa Yumara dan Muhammad Burhanuddin, yang mengaku telah berhasil membuat kliennya mengungkap semua kejadian yang terjadi di TKP.