kievskiy.org

Telkom Pastikan Data IndiHome Bocor Hasil Rekayasa, ID Tidak Valid

Ilustrasi data IndiHome yang diduga bocor
Ilustrasi data IndiHome yang diduga bocor /Pixabay/Markus Spiske Pixabay/Markus Spiske

PIKIRAN RAKYAT - Telkom Group memastikan bahwa sebanyak 26 juta data yang diduga bocor dan diperjual belikan di situs Bjorka merupakan data hasil rekayasa peretas.

Senior Vice President Corporate Communication and Investor Relations Telkom Ahmad Reza mengatakan pihaknya telah melakukan investigasi untuk menelusuri dugaan data bocor tersebut.

Dia memastikan bahwa data yang dijual dalam forum tersebut tidak valid. Hal itu diketahui setelah data tersebut disandingkan dengan data id pelanggan indihome.

“Dapat diduga data yang dipublikasikan di forum data hasil fabrikasi (rekayasa),” katanya dalam konferensi pers di Vertical Garden Telkom Landmark, Jakarta Selatan, Senin 22 Agustus 2022.

Baca Juga: Viral di Sukabumi Pocong Jatuh dari Keranda, Teriakan Histeris Buat Suasana Mencekam

Dia mengatakan berdasarkan hasil penelusuran oleh tim IT menunjukkan bahwa data yang dijual terdiri dari 26 juta data dengan komposisi browsing history dan data pribadi untuk periode Agustus 2018-November 2019.

Reza mengungkapkan bahwa data history dan data pribadi pelanggan yang ada di Telkom tidak pernah disimpan secara berdampingan.

Kemudian, Telkom tidak pernah menggunakan email @telkom.net baik untuk kepentingan perusahaan maupun feature layanan pelanggan.

Sementara format telkom.net ini digunakan telkom sebagai domain atau user id indihome.

Baca Juga: Survei Pilpres 2024, Nama Ridwan Kamil Terus Menguat dalam 1,5 Tahun Terakhir Ini

“Lalu tidak ada sistem di telkom yang disimpan data history dan data pribadi secara berdampingan,” ucapnya.

Sementara itu, EGM Information Technology, Sihmirmo Adi menambahkan bahwa tidak terdapat record yang mengandung id indihome yang valid.

“Dia bukan, data yang ada di situ bukan data id indihome yang valid,” ujarnya.

“Sehingga dapat disimpulkan tidak ada bridge dan bahwa data itu merupakan data rekayasa,” katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat