kievskiy.org

Jenderal Soekanto Kapolri Termiskin, Mari Berjalan di Depan Rumahnya

Rumah dinas Jenderal Soekanto di kawasan Menteng, Jakarta, 15 Oktober 2022.
Rumah dinas Jenderal Soekanto di kawasan Menteng, Jakarta, 15 Oktober 2022. /Pikiran Rakyat/Yusuf Wijanarko

PIKIRAN RAKYAT - Jika kita berjalan di sepanjang Jalan Pangeran Diponegoro di Menteng, Jakarta, kemudian berhenti barang semenit di depan rumah-rumah lebar di sana, besar kemungkinan petugas keamanan partikelir menghampiri dan mengusir.

Begitulah adanya meski kita tak melakukan apa-apa. Berdiri di trotoar saja sudah dianggap cukup beralasan untuk dicap mencurigakan. Maklum, Menteng adalah daerah hunian elite dan di sepanjang Jalan Pangeran Diponegoro terdapat banyak objek vital.

Kantor kedutaan besar sejumlah negara terletak di situ, ada pula rumah dinas para duta besar, rumah dinas pejabat negara Indonesia, dan kantor-kantor pemerintahan.

Akan tetapi, beberapa meter di timur Taman Suropati, tersebutlah sebuah rumah yang kini tak terawat. Rumah ketiga di timur Taman Suropati itu pernah menjadi rumah dinas Jenderal Soekanto.

Di depan rumah itu, kita bisa berlama-lama berdiri dan tak perlu khawatir ditegur centeng berwajah garang.

Boleh jadi nama Jenderal Soekanto asing di kuping. Namun, di balik nama yang singkat dan sederhana itu bersemayam kearifan dan kebijaksanaan yang mungkin tak terbahasakan.

Nama lengkapnya adalah Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo. Meksi begitu, para pemandu wisata ternyata lebih mengenalnya sebagai Soekanto saja, tanpa ‘Raden’ dan nama belakang yang kental mencirikan kalangan ningrat.

Sekali waktu, Soekanto menyandang jabatan sebagai Kapolri, pemimpin tertinggi kepolisian di republik ini. Masa jabatannya berlangsung 14 tahun, 29 September 1945 s.d. 14 Desember 1959.

Dialah kapolri pertama dan termuda (37 tahun). Namun, namanya lebih dikenang sebagai kapolri termiskin. Ironi tetapi sarat perenungan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat