kievskiy.org

Penuhi Nutrisi Sejak Dini, Ciptakan Generasi Bebas Stunting

Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Remaja Cerdas, Penuhi Gizi Berkualitas yang diselenggarakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (20/10).
Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Remaja Cerdas, Penuhi Gizi Berkualitas yang diselenggarakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (20/10). /dok. Kemenkominfo


PIKIRAN RAKYAT
- Generasi muda didorong untuk selalu memperhatikan dan memenuhi asupan gizi. Pasalnya, selain bermanfaat untuk kesehatan mereka saat ini, asupan gizi yang cukup dapat mencegah calon anak mereka bebas stunting.

Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta dalam Diseminasi Informasi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting bertajuk Kepoin GenBest: Remaja Cerdas, Penuhi Gizi Berkualitas yang diselenggarakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (20/10).

Dijelaskan Wiryanta, pada tahun 2030, Indonesia akan menghadapi era bonus demografi dimana generasi produktif yakni generasi milenial dan generasi Z akan mendominasi komposisi penduduk Indonesia. “Ini bisa menjadi berkah, bisa juga menjadi bencana. Jika kompetensi, skill, maupun karakter generasi ini tidak memadai, maka akan menjadi bencana,” ujarnya.

Baca Juga: Penggunaan Listrik di Bekasi Naik 7 Persen, PLN Raup Pendapatan hingga Rp6,25 Triliun

Ia menambahkan, cita-cita bangsa menuju Indonesia emas di tahun 2045, sangat bergantung pada angka prevalensi stunting. oleh karena itu, generasi muda saat ini merupakan kunci dalam menciptakan generasi cerdas bebas stunting.

Potensi pertumbuhan angka prevalensi stunting juga harus dicegah sejak dini. Untuk provinsi Sulawesi Tenggara angka prevalensi stuntingnya masih terbilang tinggi, yaitu 30,2 persen yang merupakan urutan kelima nasional. “Fokus kita adalah bagaimana menurunkan sekuat-kuatnya angka prevalansi stunting ini. Karena di tahun 2024, Presiden menargetkan angkanya harus 14 persen ke bawah. Memang standar WHO berada pada 20 persen, tetapi kita bersikeras untuk menekan angkanya hingga 14 persen,” jelas Wiryanta.

Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara Asmar yang turut menjadi narasumber dalam acara ini, menjelaskan stunting harus dicegah dari hulu ke hilir atau mulai dari remaja. Oleh karena itu anak muda harus sadar stunting sejak dini. “Remaja ini calon pengantin masa depan. Jadi remaja itu harusnya sehat, tidak boleh anemia” katanya.

Ia menambahkan, penyebab angka stunting di Kendari cukup tinggi karena kurangnya asupan gizi bagi ibu-ibu hamil. “Selama ini remaja kita banyak yang malas makan. Masih banyak yang terlalu kurus. Padahal ketika akan menikah, minimal lingkar lengan atas harus berukuan 23,5 cm dan kadar Hb dalam darah minimal 11,5. Jika di bawah itu, peluang menghasilkan keturunan stunting terbuka lebar. Akan sangat rentan stunting,” jelasnya.

Baca Juga: Urgent, Raffi Ahmad Butuh Personal Assistant Segera, Benefit Menjanjikan

Sementara narasumber lain, artis yang juga dokter Lula Kamal, mengatakan pemenuhan nutrisi dalam tubuh remaja harus diperhatikan. Semua zat nutrisi sangat berguna di dalam tubuh, termasuk lemak. Lemak merupakan salah satu pembentuk hormon yang akan membantu memperbaiki sistem reproduksi. “Ada perjalanan dalam proses pemenuhan kebutuhan akan zat-zat nutrisi tersebut. Maka dari sekarang, dari masih muda, harus mulai menyadari ke depan maunya seperti apa. Kita harus punya rencana yang baik,” jelas Lula.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat