kievskiy.org

BPPTKG: Gempa Pacitan Tidak Ada Kaitan dengan Erupsi Merapi

TERJADI erupsi di Gunung Merapi pada  21 Juni 2020 pukul 09.13 WIB. *
TERJADI erupsi di Gunung Merapi pada 21 Juni 2020 pukul 09.13 WIB. * /twitter.com/BPPTKG twitter.com/BPPTKG

PIKIRAN RAKYAT –  Warga Daerah Istimewa Yogyakarta dikejutkan aktivitas alam dalam dua hari berturut-turut. Pertama erupsi eksplosif Gunung Merapi pada Minggu, 21 Juni 2020, dan gempa bumi dengan kekuatan Magnitudo 5.0 yang terjadi dini hari tadi, 22 Juni 2020 pukul 02.33 WIB.

Namun Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memastikan gempa bumi di barat Daya Pacitan tersebut tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Merapi. Keduanya memiliki aktivitas yang berbeda. 

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, letusan eksplosif Merapi yang terjadi pada Minggu, merupakan aktivitas vulkanik karena suplai magma dari dapur magna masih terus terjadi. Aktivitas erupsi pun kecil sehingga tidak mungkin menimbulkan dampak gempa.

 Baca Juga: Villarreal vs Sevilla: 5 Laga Terakhir Kedua Tim di La Liga, Tuan Rumah Incar Kemenangan ke-4

"Saat ini erupsi Merapi masih merupakan erupsi kecil dengan tingkat ekplosivitas yang rendah. Ini tidak ada kaitannya dengan gempa bumi dini hari tadi," katanya, Senin.

Dia berharap masyarakat tetap tenang dengan aktivitas Gunung Merapi. Hal ini merupakan kejadian yang berbeda dengan gempa bumi yang membangunkan warga karena kekuatan yang mencapai 5 skala richter (SR).

Hanik menuturkan, letusan eksplosif yang terjadi pada Minggu ini merupakan letusan ke - 5 kali sejak tahun 2019 lalu. Sedangkan tahun ini merupakan letusan ke -11 kalinya. “Berdasarkan catatan kejadian-kejadian letusan hingga saat ini, diketahui bahwa letusan eksplosif dapat terjadi secara baik tiba-tiba tanpa ada tanda - tanda atau dapat didahului oleh peningkatan aktivitas vulkanik," ujarnya.

 Baca Juga: Berkat Gerak Cepat Korban, Tiga Begal di Kabupaten Bandung Berhasil Diciduk

Menurut Hanik, aktivitas vulkanik sebelum letusan terjadi bentuknya beragam dan tidak konsisten. Dengan demikian, tidak dapat dijadikan indikator akan terjadinya letusan eksplosif. Namun demikian terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik bisa meningkatkan peluang terjadinya letusan eksplosif.

Hanik mengatakan, sebelum letusan eksplosif yang terjadi kemarin, telah terjadi peningkatan kegempaan sejak tanggal 8 Juni 2020 lalu. Kegempaan ini didominasi peningkatan jumlah gempa vulkano-tektonik dalam (VTA).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat