PIKIRAN RAKYAT - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengomentari insiden terjadinya aksi percobaan penerobosan wilayah Istana Negara yang dilakukan oleh seorang wanita.
Mahfud MD menyebutkan bahwa aksi wanita yang mencoba menerobos Istana Negara disertai aksi penodongan pistol terhadap Paspampres tersebut adalah bukti jika paham radikal masih ada.
Dengan adanya kejadian tersebut, menurut Mahfud MD, masih perlu adanya penguatan nasionalisme di tengah masyarakat, khususnya bagi kalangan pelajar dan mahasiswa.
"Bahwa kemarin ada seorang perempuan yang menerobos Istana negara dengan membawa pistol FN, Itu sebagai bukti bahwa radikalisme itu masih ada," kata Menko Polhukam, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari PMJ News.
"Maka dimulai dari berbagai lembaga pendidikan dan juga di rumah. Bahwa negara ini adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kepada kita kesempatan untuk maju seperti sekarang," ujarnya.
Mahfud MD juga menjelaskan, bahwa nilai dasar dari negara Indonesia adalah Pancasila yang sudah melalui kesepakatan bersama.
"Kalau dalam bahasa agama, Pancasila itu janji suci untuk hidup bersama. Itu nilai dasarnya," tuturnya.
Dia juga menjelaskan kalau penggalakan kampanye terkait dasar negara Indonesia masih perlu dilakukan secara kontinu, dengan Pancasila sebagai dasar negara telah melalui kesepakatan secara utuh.