kievskiy.org

Pengamat Ekonomi: RUU Cipta Kerja Dapat Selamatkan Pengangguran dan Korban PHK

Aktivis yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bersatu (ARB) melakukan aksi damai #GejayanMemanggilMenolak Omnibuslaw di Gejayan, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (9/3/2020). Dalam aksi yang diikuti ribuan mahasiswa serta masyarakat dari berbagai elemen itu mereka menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja yang dinilai merugikan masyarakat. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.
Aktivis yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bersatu (ARB) melakukan aksi damai #GejayanMemanggilMenolak Omnibuslaw di Gejayan, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (9/3/2020). Dalam aksi yang diikuti ribuan mahasiswa serta masyarakat dari berbagai elemen itu mereka menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja yang dinilai merugikan masyarakat. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc. /Andreas Fitri Atmoko Antara Foto


PIKIRAN RAKYAT - RUU Cipta Kerja mendesak untuk segera disahkan demi menyelamatkan pengangguran dan korban PHK di masa pandemi Covid-19. Pasalnya, RUU Cipta Kerja dapat mendorong terbukanya lapangan kerja sebanyak-banyaknya.

Demikian diungkapkan pengamat ekonomi Institut Bisnis dan Ekonomi Nitro Makassar, Rosnaini Daga dalam diskusi virtual bertema ‘Urgensi Penciptaan Lapangan Kerja Pasca Pandemi’, Jumat 26 Juni 2020.

“RUU Cipta Kerja untuk kondisi hari ini di masa pandemi ini mendesak untuk disahkan. Kenapa? Supaya bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat atau bagi orang-orang yang sudah di-PHK,” kata Rosnaini.

Baca Juga: Curiga dengan Gelagat Sang Anak, Ibu Ini Murka Saat Tahu Buah Hatinya Diperkosa Suami

Menurut dia, pada masa pandemi terjadi peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan yang signifikan. Dengan adanya pandemi Covid-19 tidak dapat pungkiri bahwa perekonomian Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi tidak stabil bahkan terus menurun selama pandemi.

“Tingkat pengangguran terbuka (TPT) nasional diperkirakan sebesar 7,33% dan kemiskinan 9,88%. Bahkan terburuknya pada perhitungan sangat berat, TPT bisa mencapai 9,02% dan kemiskinan bisa tembus dua digit menjadi 10,98%,” tutur Direktur Pasca Sarjana Institut Bisnis & Keuangan Nitro Makassar itu.

Dia mencontohkan, penciptaan lapangan kerja di Sulawesi Selatan sangat penting apalagi selama masa pandemi pengangguran dan angka kemiskinan semakin meningkat. Di Sulsel saat PSBB, banyak masyarakat yang tidak mau tinggal di rumah.

Baca Juga: Wabah Virus Corona Mendera, Usaha Konveksi Pakaian Merana

"Bahkan ada masyarakat yang mengatakan lebih baik mati karena corona daripada mati kelaparan di rumah karena kondisinya seperti itu. Karena memang penciptaan lapangan kerja itu sangat penting,” ujar Rosnaini.

Dia pun menjelaskan bahwa meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan juga berimplikasi pada peningkatan angka kriminalitas. Oleh karena itu, menciptakan lapangan kerja menjadi penting dan mendesak agar angka kriminalitas tidak ikut meningkat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat