kievskiy.org

Pemerintah Prediksi Puncak Arus Mudik Nataru Jatuh pada 23-24 Desember dan 30-31 Desember 2022

Ilustrasi kendaraan melintasi Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, saat momen Libur Natal dan Tahun Baru Senin 6 Desember 2021.
Ilustrasi kendaraan melintasi Jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, saat momen Libur Natal dan Tahun Baru Senin 6 Desember 2021. /ANTARA/Novrian Arbi

PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah memastikan tidak akan membatasi mobilitas masyarakat selama perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023. Dua momen tersebut bisa dipastikan akan dimanfaatkan dengan melakukan perjalanan mudik.

Dalam arahan Presiden Jokowi saat rapat terbatas persiapan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, pemerintah memprediksi puncak arus mudik pada perayaan Natal jatuh pada 23—24 Desember 2022.

"Untuk puncak mudik pada Natal 2022 sekitar tanggal 23—24 Desember, sedangkan arus balik pada tanggal 25 Desember," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (menko PMK) Muhadjir Effendy dalam keterangan pers, Senin.

Sedangkan untuk puncak arus mudik perayaan Tahun Baru 2023, Muhadjir memprediksi akan jatuh pada tanggal 30-31 Desember 2022, dan puncak arus baliknya terjadi pada 1-2 Januari 2023.

Baca Juga: Update Kasus Ledakan Bom Astana Anyar: Total 24 Orang Diamankan Polisi

Jokowi pun berpesan kepada seluruh sektor terkait untuk mematangkan seluruh persiapan penunjang selama Nataru.

Kepala Negara menekankan seluruh jajarannya untuk menyiapkan tata laksana lalu lintas, ketersediaan bahan pangan, kelancaran pasokan BBM, serta pengamanan baik saat kegiatan peribadatan maupun pada pergerakan masyarakat.

Pasalnya, akan terjadi mobilitas penduduk yang tinggi pada masa libur Nataru yang diperkirakan mencapai 44, 17 juta orang, atau sekitar 16,53 persen penduduk.

"Arahan dari Bapak Presiden supaya kita memberikan perhatian yang khusus, hati-hati karena berdasarkan survei, potensi yang akan melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain selama Natal dan tahun baru ini ada sekitar 44 juta kurang lebih," tutur Muhadjir, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat