PIKIRAN RAKYAT - Pada dasarnya, tindakan razia yang dilakukan oleh kepolisian wajar dilakukan di jalan raya. Razia dilakukan untuk memeriksa kelengkapan berkendara atau mencegah tindak kejahatan. Untuk di jalan raya, polisi akan memerkksa apakah pengendara membawa surat izin mengemudi (SIM) atau tidak. Apakah membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atau tidak.
Tapi, belakangan beredar video viral seorang anggota polisi melakukan razia kepada sejumlah pemuda. Tetapi, razia tersebut dilakukan hingga harus mengecek ke HP milik para remaja.
Remaja awalnya menolak memberikan HP nya karena menurut dia itu adalah privasi. Tapi polisi bersikeras HP harus diperiksa karena itu menjadi identitas juga.
Bahkan polisi mengatakan bisa saja si warga ternyata merencanakan pembunuhan di HP nya sehingga harus ditangkap.
Baca Juga: Jokowi Sindir Menkes Soal Minimnya Alat Deteksi Dini Stunting di Posyandu: Harganya Berapa Sih!
Apakah benar polisi boleh melakukan pemeriksaan HP di saat melakukan razia di jalan? Ternyata tindakan polisi tadi terhitung salah di mata hukum. Pasalnya, dalam bentuk apapun polisi tak boleh memeriksa HP warga saat razia di jalan raya. Jika dilakukan, polisi tersebut malah bisa diancam pidana hingga denda dalam jumlah banyak.
Tentang privasi seseorang, ternyata sudah diatur di dalam undang-undang yang dibuat oleh pemerintah sendiri. Aturannya tercantum di dalam Pasal 30 ayat 1 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Penjelasannya sebagai berikut:
"Setiap orang dengan sengaja tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik dengan cara apapun," tulis peraturan tersebut.
Baca Juga: Kemendag Kaji Usulan Perpanjangan Jabatan Kepala Desa, Tito Karnavian: Ada Positif dan Negatifnya