kievskiy.org

BPOM Tak Terima Hasil Uji EG DEG ‘Diragukan’ usai Beda dengan Labkesda: Kita yang Punya Otoritas

Ilustrasi kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia.
Ilustrasi kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia. /Pixabay/Myriams-Fotos

PIKIRAN RAKYAT – Kasus baru gagal ginjal akut di DKI Jakarta memicu polemik antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) dengan pihak Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Beda hasil pemeriksaan cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) jadi sebabnya.

Pasalnya, telah meninggal seorang anak dengan keluhan gagal ginjal akut. Obat yang dikonsumsi pasien tersebut dinilai BPOM bersih dari cemaran EG dan DEG, sementara Labkesda menemukan jejak cemaran pada darah si anak.

Masalah muncul ketika timbul desakan uji pembanding untuk menjawab perbedaan tersebut. Artinya, hasil pemeriksaan versi BPOM RI diragukan keabsahannya lantaran tidak selaras dengan Labkesda.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya sempat merespons dengan menjanjikan pengujian ulang obat sirop tersebut, pekan lalu. Namun hingga kini prosesnya belum jua dimulai. Adapun merek obat yang dimaksud adalah Praxion.

Baca Juga: Nikita Mirzani Sindir Orangtua Brigadir J: Jangan Tanggung-Tanggung Minta Naik Pangkatnya

Mengisyaratkan sikap tak terima, Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan BPOM, Mohamad Kashuri, akui heran soal desakan pengujian ulang memeriksa aman tidaknya obat bersangkutan.

Menurutnya, yang harus dipertanyakan itu kevalidan metode uji Labkesda, bukan pihak BPOM. Sebab, kata dia, bukan sekali dua kali Labkesda keliru dalam pengujian.

"Selama pengujian EG-DEG kami juga sempat berkoordinasi di 2022. Mohon maaf saya sampaikan di sini banyak sampel yang diuji oleh Labkesda setelah diklarifikasi ke kami, harus dilakukan uji ulang, karena interpretasi analisisnya yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah pengujian," ucapnya, dalam agenda Rapat Dengar Pendapat Komisi IX.

Selain itu, ia merasa uji ulang tidak perlu sebab BPOM sebelumnya sudah mengonfirmasi hasil uji mereka dengan uji lab lain yang punya standar good laboratory practice. Semuanya menunjukkan hasil valid dan metode sesuai sebagaimana kaidah di tingkat regional ataupun global.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat