kievskiy.org

Perang Sapehi, Keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono II Desak Jokowi Bantu Kembalikan 57 Ribu Ton Emas

Ilustrasi emas.
Ilustrasi emas. /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Buntut serbuan bala tentara Inggris ke Keraton Yogyakarta pada 1812 yang dikenal Perang Sapehi atau Geger Sapehi, Keturunan Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono II (HB II), Fajar Bagoes Poetranto, menuntut pengembalian harta benda dan aset yang dijarah tentara Inggris.

Keturunan HB II mendesak Presiden Joko Widodo (Presiden Jokowi) untuk membantu pihaknya dalam pengembalian aset dan harta benda milik Sultan HB II yang dijarah pada Geger Sepehi tersebut.

"Kami mengharapkan harta dan benda bersejarah yang dijarah tentara Inggris pada Perang Sepehi tahun 1812 untuk dikembalikan. Barang-barang tersebut merupakan salah satu bagian dari milik Keraton Yogyakarta di masa Raja Sri Sultan Hamengkubuwono II," ujar Bagoes dalam keterangan tertulisnya Jumat 24 Juli 2020.

Baca Juga: PAD Bogor hingga Juli hanya Mencapai Rp781 Miliar, Pemkot Bakal Buka Destinasi Wisata Alam

Lanjutnya, ia menyebut harta berharga yang dijarah menurut informasi yang diterimanya adalah soal logam emas sebanyak 57.000 ton. Jadi surat bukti kepemilikan atau kolateral itu yang dirampas.

"Kami meminta agar emas tersebut dikembalikan kepada pihak Keraton atau para keturunan dari Sinuwun Sri Sultan Hamengkubuwono II," tegasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan tak hanya emas yang dijarah, ada pula dokumen penting kerajaan lain yang diangkut. Begitu juga dengan manuskrip-manuskrip yang ditulis Sri Sultan Hamengkubuwono II tentang sastra dan budaya keraton, benda pusaka kraton bahkan perhiasan yang dipakai Sri Sultan Hamengkubuwono II, dan sangat penting dikembalikan, karena bukti otentik kesejarahan Ngayogyakarta.

Baca Juga: Kasus Peretasan Akun Tokoh Dunia: Lebih dari 1.000 KaryawanTwitter Punya Kemampuan Bantu Hacker

Bahkan, menurutnya, Yayasan Cahaya Nusantara (Yantra) telah siap mendukung dan membantu untuk merawat serta menerjemahkan manuskrip tersebut. Penerjemahan itu perlu dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat Yogyakarta sejarah masa lampau Sri Sultan Hamengkubuwono II.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat