PIKIRAN RAKYAT - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono mengatakan langkah TNI menerapkan operasi siaga tempur perlu diambil karena penanganan masalah di Papua itu, berdasarkan pengalaman selama lebih dari 50 tahun, dinilai belum berhasil.
"Kata kuncinya dari 50 tahun. Zamannya Pak Soeharto tidak berhasil, kurang keras seperti apa?" kata Julius di Mabes TNI, Jakarta, Jumat 22 April 2023.
Meski begitu, Julius mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dengan operasi siaga tempur yang diterapkan TNI di sejumlah daerah rawan di Papua.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Siap Dipasangkam dengan Siapa Saja dalam Pilpres 2024, Tapi Ada Syaratnya
"Untuk diketahui bahwa tidak usah khawatir dengan istilah siaga tempur, karena itu memang sudah tersusun, tidak ngawur, tidak melebar ke mana-mana, ya di situ,"
Julius menambahkan operasi siaga tempur perlu dilakukan karena aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau kelompok separatis teroris (KST) di Tanah Papua semakin agresif dan mengancam keselamatan masyarakat, prajurit, juga kedaulatan NKRI.
Baca Juga: Angkat Kaki dari Gerindra, Sandiaga Uno Buka Suara Usai Dikabarkan Pindah ke PPP
4 Prajurit TNI yang Gugur Akan Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Empat prajurit yang gugur akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, akan mendapatkan tanda jasa berupa kenaikan pangkat luar biasa. Mereka merupakan bagian dari pasukan TNI yang terjun dalam misi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono mengatakan, pemberian kenaikan pangkat merupakan bukti penghargaan atas kesungguhan mendiang keempat prajurit dalam menjalankan tugas negara dengan sebaik-baiknya.