kievskiy.org

Jakarta Ranking 1 Polusi Udara Terburuk di Asia Tenggara, 45 Besar di Dunia

Pemandangan gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Senin (29/7/2019).
Pemandangan gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Senin (29/7/2019). /ANTARA/Wahyu Putro A

PIKIRAN RAKYAT – Jakarta menduduki peringkat paling atas sebagai kota dengan polusi udara terburuk di Asia Tenggara berdasarkan data IQAir. Dilansir dari IQAir pada Senin, 12 Juni 2023 pukul 8.00 WIB, indeks kualitas udara di Jakarta mencapai 140 AQI, sementara pada Minggu, 11 Juni 2023 indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 150 AQI.

Sebelumnya, indeks kualitas udara di Jakarta menembus 155 AQI pada Rabu, 7 Juni 2023, meningkat 10 AQI dibandingkan hari sebelumnya, pada Selasa, 6 Juni 2023. Angka-angka tersebut membuat Jakarta menjadi kota satu-satunya di Asia Tenggara yang masuk ke dalam 45 besar kota dengan indeks AQI terburuk di dunia.

AQI membagi indeks kualitas udara menjadi 6 kategori yakni 0-50 AQI mencerminkan kualitas udara yang baik, 51-100 AQI kualitas udara buruk, 101-200 AQI polusi udara berbahaya bagi kelompok sensitif, 201-300 AQI polusi udara berbahaya bagi kesehatan, 301-400 polusi udara sangat berbahaya bagi kesehatan, 401-500 polusi udara mematikan bagi kesehatan.

Baca Juga: Polisi: Jaringan Narkoba di UNM Dikendalikan dari 2 Lapas

Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK, Luckmi Purwandari, menjelaskan kualitas udara Jakarta pada bulan Mei, Juni, Juli, dan Agustus biasanya lebih buruk dibadingkan dengan bulan-bulan lainnya.

“Hal ini terjadi karena adanya pengaruh siklus musim. Pada bulan April sampai September adalah musim kemarau dimana bertiup angin timur yang kondisinya kering serta membawa debu dan partikel lebih banyak," kata Luckmi.

Di sisi lain, Diya Farida dari Yayasan Indonesia Cerah menduga bahwa penyumbang terbesar pencemaran udara di Jakarta bukan karena musim melainkan kawasan industri yang berada di sekitar kawasan ibu kota. Selain itu, polutan yang timbul dari PLTU yang berada di daerah-daerah seperti Jawa Barat dan Banten juga menjadi salah satu penyumbang pencemaran udara.

Baca Juga: 5 Fakta Balita di Samarinda Positif Narkoba: Diberi Air Isi Sabu-Sabu, Tetangga Jadi Tersangka

”Di Jawa Barat banyak kawasan pabrik, seperti Karawang. Terus di Banten, di Suralaya itu ada PLTU. Ada pembakaran batu bara. Itu sampai ke sini polusi udaranya,” ujar Diya Farida.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat