kievskiy.org

Waspada Dampak Puncak El Nino pada Agustus-September 2023, Petani Terancam Gagal Panen

Petani di Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tengah menyirami tanaman di kebunnya pada Kamis, 20 Juli 2023.
Petani di Kampung Pasir Angling Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tengah menyirami tanaman di kebunnya pada Kamis, 20 Juli 2023. /Pikiran Rakyat/Dewiyatini

PIKIRAN RAKYAT - Fenomena El Nino merupakan peristiwa alamiah yang berulang sehingga dibutuhkan framework jangka panjang untuk konservasi pengadaan air melalui manajemen yang holistik. Hal itu disampaikan Plt. Deputi Bidang Klimatologi yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan dalam Webinar HMG ke-76 pada Kamis, 20 Juli 2023.

Menurut Ardhasena, fenomena alam El Nino dan La Nina terjadi secara pergantian dan riwayatnya berlaku konstan.

“Sehingga kita membutuhkan manajemen yang holistik merespons dampak dari El Nino dan La Nina. Harus dibuatkan strategi untuk pemanfaatan kedua bandul iklim agar dapat melanjutkan pembangunan yang berkelanjutan,” katanya.

Ardhasena mengatakan bahwa El Nino bukan badai dan tidak terjadi khusus di Indonesia, melainkan terjadi global. Dengan sederhana Ardhasena menyebutkan El Nino merupakan fenomena bergesernya laut hangat dari Papua ke wilayah Pasifik tengah dan timur.

Baca Juga: Butuh Uang, Dua Wanita di Cianjur Nekat Begal Sopir Taksi Online

“Massifnya pergeseran, mengakibatkan sirkulasi atmosfer terganggu. Kondisi iklim beberapa bulan terganggu, terutama di wilayah ekuator,” katanya.

Lebih lanjut Ardhasena mengatakan bahwa pada 2018, El Nino yang terjadi lemah, tapi pada 2019 terjadi kekeringan yang terbilang parah. Ketika itu, defisit air di mana-mana dan juga sering terjadi kebakaran hutan. Sedangkan di tiga tahun ke belakang, terjadi fenomena La Nina yang merupakan kebalikan El Nino, hal tersebut mengakibatkan kondisi laut lebih dingin.

Merujuk tahun sebelumnya, kata Ardhasena, pada Juni, Juli, dan Agustus, terasa dampak El Nino. Kemudian masuk fase dry spell (hari berurutan kering) hingga September, Oktober, dan November. Kemudian berkurang pada Desember, Januari, dan Februari, karena sudah masuk musim kemarau.

Sedangkan untuk tahun ini, menurut Ardhasena, El Nino dimulai dari pertengahan awal tahun sehingga akan lebih singkat. Ia mengatakan bahwa puncak dari dampak El Nino akan terjadi di Agustus dan September. “Secara alami, iklim Indonesia akan lebih kering,” ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat