PIKIRAN RAKYAT - Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) bukan bagian dari kekuatan partai politik mana pun. Secara institusional, Muslimat NU menjunjung sikap politik kebangsaan yang menjaga persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan saat mulai banyaknya diskursus berkenaan dengan politik menjelang Pemilu 2024, seperti pencalonan anggota legislatif.
"Secara personal, silakan menyampaikan aspirasi politik. Namun, secara institusional, Muslimat NU menjunjung sikap politik kebangsaan, menjaga merah putih, menguatkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ucap Ketua Umum Muslimat NU Pengurus Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa sesuai Konferensi Wilayah Muslimat NU Jawa Barat di Hotel Grand Pasundan, Jalan Peta, Kota Bandung.
Baca Juga: Ratusan Anggota Partai Buruh Akan Jalan Kaki Bandung-Jakarta, Bawa 4 Tuntutan ke Istana
Muslimat NU turut menjadi bagian sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ketika masa perjuangan, banyak di antaranya Muslimat NU yang menjadi prajurit perempuan nan andal, mampu membidikkan senjata dengan mata tertutup.
"Jangan ada anggapan, kelompok ibu tanpa kontribusi. Justru, mereka (kelompok ibu) menjaga Indonesia secara lahir dan batin," ucap Gubernur Jawa Timur itu.
Saat ini, Khofifah menyampaikan, banyak di antara tim sukarelawati Muslimat NU yang berkarier sebagai akademisi. Menurut dia, hal itu merupakan sumber daya yang luar biasa baik. Mereka bertugas menyiapkan sumber daya manusia berkualitas.
Baca Juga: WHO Sarankan Jangan Pakai Stevia dkk untuk Diet: Tak Membantu dan Tingkatkan Risiko Penyakit
"Itu termasuk menyiapkan generasi emas pada 2045 melalui lembaga pendidikan," ucap Khofifah.