kievskiy.org

Jusuf Kalla Tolak Munaslub Golkar: Bersatu Saja Belum Tentu Menang, Apalagi Tidak

Ilustrasi - Perebutan kursi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung akan berlangsung 5 Januari mendatang. Sejumlah tokoh siap bertarung dalam ajang Musyawarah Daerah (Musda) tersebut.
Ilustrasi - Perebutan kursi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung akan berlangsung 5 Januari mendatang. Sejumlah tokoh siap bertarung dalam ajang Musyawarah Daerah (Musda) tersebut. /Dok. golkar.or.id

PIKIRAN RAKYAT - Jusuf Kalla menyatakan tidak setuju dengan isu akan diadakannya Musyawaran Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar. Isu yang bergulir di internal partainya menjelang Pemilu 2024 itu dinilai justru akan menurunkan muruah partai.

Mantan Ketua Umum (Ketum) Golkar 2004-2009 itu menegaskan bahwa perpecahan yang terjadi di tubuh Golkar justru akan berdampak pada nasib partai dalam gelarang Pemilu 2024. Sehingga, dia menekankan sangat tidak setuju dengan rencana Munaslub Golkar.

"Bersatu saja belum tentu menang, apalagi tidak bersatu," kata Jusuf Kalla usai seminar bertajuk "Pemuda untuk Politik" di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 31 Juli 2023.

Baca Juga: Ketua DPP Golkar Yakin Pertemuan Airlangga Hartarto-Puan Maharani Membawa Stabilitas Politik

Sebaliknya, seluruh internal Golkar seyogianya bersatu agar dapat memenangkan Pemilu 2024 yang hanya tinggal kurang dari setahun lagi digelar. "Bersatulah dalam situasi yang krisis ini artinya waktu yang lebih singkat, bagaimana bisa menang kalau pecah gitu kan? Ya, harus bersatu dulu," tutur Jusuf Kalla.

Menurutnya, isu bergulirnya Munaslub untuk mengganti kepemimpinan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar dan sebagai bakal calon presiden (capres) Golkar juga tidak bisa dijadikan dasar alasan.

"Kalau dengan alasan nasib Pak Airlangga nanti tidak terpilih siapa sih yang bisa memastikan siapa yang terpilih?" ujar Jusuf Kalla.

Isu Munaslub Golkar

Beberapa waktu ke belakang, mencuat kabar terkait rencana penyelenggaraan Munaslub Partai Golkar. Isu itu muncul, setelah Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam menilai Luhut Binsar Pandjaitan dan Bambang Soesatyo layak menggantikan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum melalui penyelenggaraan Munaslub.

Tiga ormas pendiri Partai Golkar, yakni Kosgoro 1957, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), dan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), juga meminta Airlangga Hartarto mundur dari posisi ketua umum DPP Partai Golkar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat