kievskiy.org

Memanggil Ilmuwan Diaspora Pulang, Kepala BRIN: Tak Mungkin kalau Ekosistemnya Tak Disediakan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko (kiri) dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid di peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2023 di Jakarta, Kamis, 10 Agustus 2023.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko (kiri) dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid di peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 2023 di Jakarta, Kamis, 10 Agustus 2023. /Pikiran Rakyat/Muhammad Ashari

PIKIRAN RAKYAT - Membawa ilmuwan Indonesia di luar negeri kembali ke tanah air menjadi tugas yang tidak mudah. Terlebih ketika ekosistem yang mendukung para diaspora tersebut untuk berkarier di negeri sendiri belum matang. 

Kepala Badan Riset dan Inovasi Laksana Tri Handoko mengatakan, membangun ekosistem yang akan mendukung ilmuwan diaspora untuk bisa berkarier di Indonesia menjadi bagian dari program yang tengah dilakukan oleh lembaga yang dipimpinnya saat ini.

"Yang kita lakukan pertama sejak awal itu adalah menyiapkan ekosistem di sini, terutama infrastruktur risetnya, sehingga mereka waktu pulang punya 'mainan' lah, kira-kira begitu. Sehingga dia bisa melanjutkan aktivitas risetnya dan meningkatkan kapasitas kompetensi sesuai kepakarannya," kata dia di sela-sela peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di BRIN, Kamis, 10 Agustus 2023.

Ia mengaku paham mengenai situasi yang dialami diaspora bila dipanggil kembali ke tanah air untuk berkarier. Terlebih karena ia sendiri berpengalaman berkarier di luar negeri. 

Baca Juga: Simulasi Kredit Honda Scoopy Fashion, Sporty, Prestige, Stylish 2023: Cicilan Mulai Rp900 ribuan

Menurut Tri Handoko, akan sangat berlebihan bila menuntut peneliti diaspora kembali ke tanah air tanpa negara menyediakan ekosistem untuk mendukung mereka. "Tidak bisa kita hanya mendidik orang yang sudah 'jadi' di luar (negeri), kemudian kita suruh balik, kita berharap mereka melakukan sesuatu. Itu tidak mungkin kalau kita tidak menyediakan ekosistemnya, tidak ada laboratoriumnya sama sekali, dia harus memulai dari nol, itu tidak mungkin. Too much," katanya. 

Tri Handoko mengatakan, hanya sedikit peneliti yang kembali ke tanah air bisa sukses tanpa ada ekosistem yang mendukung pengembangan karier mereka. Namun sebagian besarnya justru tidak berhasil mengembangkan potensinya. 

"Ada beberapa yang bisa survive dan bisa bagus, tapi sebagian besar kan akhirnya justru malah jatuh. Talenta itu bisa menjadi talent karena ada ekosistem lingkungannya juga. Jadi itu yang menjadi tugas kami untuk menciptakan itu," tuturnya. 

Baca Juga: Lomba Cipta Lirik Mars BPKH Berhadiah Umrah, Cek Syarat dan Ketentuannya

Berdasarkan data BRIN, terdapat beberapa fasilitas riset yang dikembangkan akhir-akhir ini. Terbaru adalah pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno di Cibinong, Kabupaten Bogor, yang kini masih berjalan. Kawasan riset terpadu itu sudah dikembangkan sejak 2019. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat